Jakut mudah banjir karena kawasan hijau hanya 10%



JAKARTA. Salah satu faktor teknis yang menyebabkan wilayah Jakarta Utara (Jakut) mudah terendam banjir yaitu pembangunan yang tidak sebanding dengan kawasan untuk ruang terbuka hijau. Begitu kontras perbandingannya, sehingga bisa menjelaskan kalau peresapan air di Jakarta Utara juga sangat sedikit. "Intensitas pemanfaatan ruang terbangun di Jakarta bagian utara mencapai 90 persen dan kawasan hijau dan lainnya hanya 10 persen," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (12/2). Sutopo menambahkan, dari kondisi seperti itu, maka konsekuensi curah hujan yang jatuh ke tanah sekitar 85 persen berubah menjadi aliran permukaan atau kata lainnya tidak terserap. Sedangkan, kapasitas drainase perkotaan Jakarta saat ini rata-rata hanya mampu mengalirkan debit jika hujan 50-60 milimeter per hari. "Artinya, saat hujan normal pun sudah sering timbul genangan. Apalagi hujan ekstrem, dengan hujan 177 milimeter per hari dan 361 milimeter per hari, dipastikan akan banjir," tambah Sutopo. Sutopo memperkirakan, hujan ekstrem di Jakarta akan makin sering terjadi. Ancaman banjir pun juga akan meningkat. Maka dari itu, kata Sutopo, perlu pembenahan menyeluruh terhadap drainase mikro atau dalam skala kecil. Contohnya seperti membuat sumur-sumur resapan. (Andri Donnal Putera)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan