Pada sebuah acara lomba lari untuk menjajal jalan tol Depok-Antasari (Desari) sebelum dioperasikan, Minggu (8/7) pagi, seorang wartawan senior sebuah media massa nasional bertanya kepada saya. "Mengapa pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia, sepertinya hanya jalan tol? Sedangkan pembangunan jalan umum biasa, hanya sedikit dan tidak terdengar? Lalu di manakah peran negara untuk memberikan layanan infrastruktur memadai kepada seluruh rakyatnya. Sebab, jalan tol hanya ditujukan kepada masyarakat yang mampu membayar dan memiliki mobil?" Pertanyaan itu mengingatkan saya pada penolakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X atas pembangunan jalan tol di Yogyakarta. Sultan menolak karena khawatiran jalan tol akan mengganggu perekonomian masyarakat. "Saya tidak setuju adanya jalan tol karena rakyat tidak akan mendapatkan apa-apa, diperlebar silakan tetapi jangan di tol. Tol sing untung ming (menguntungkan) yang membuat tol, tetapi rakyat di sekelilingnya (tak dapat apa-apa) karena jalan ditutup," ucapnya, beberapa waktu lalu. Kesan bahwa pemerintah hanya membangun jalan tol, memang pantas untuk dilontarkan. Bahkan jika kita mengetik kata "peresmian jalan" di mesin pencari internet Google, seluruh halaman menunjukkan berita dan peristiwa tentang peresmian jalan tol. Sedangkan berita peresmian atau bahkan rencana pembangunan jalan umum baru, baik jalan nasional, provinsi, atau pun daerah, tidak ada.
Jalan berbayar
Pada sebuah acara lomba lari untuk menjajal jalan tol Depok-Antasari (Desari) sebelum dioperasikan, Minggu (8/7) pagi, seorang wartawan senior sebuah media massa nasional bertanya kepada saya. "Mengapa pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia, sepertinya hanya jalan tol? Sedangkan pembangunan jalan umum biasa, hanya sedikit dan tidak terdengar? Lalu di manakah peran negara untuk memberikan layanan infrastruktur memadai kepada seluruh rakyatnya. Sebab, jalan tol hanya ditujukan kepada masyarakat yang mampu membayar dan memiliki mobil?" Pertanyaan itu mengingatkan saya pada penolakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X atas pembangunan jalan tol di Yogyakarta. Sultan menolak karena khawatiran jalan tol akan mengganggu perekonomian masyarakat. "Saya tidak setuju adanya jalan tol karena rakyat tidak akan mendapatkan apa-apa, diperlebar silakan tetapi jangan di tol. Tol sing untung ming (menguntungkan) yang membuat tol, tetapi rakyat di sekelilingnya (tak dapat apa-apa) karena jalan ditutup," ucapnya, beberapa waktu lalu. Kesan bahwa pemerintah hanya membangun jalan tol, memang pantas untuk dilontarkan. Bahkan jika kita mengetik kata "peresmian jalan" di mesin pencari internet Google, seluruh halaman menunjukkan berita dan peristiwa tentang peresmian jalan tol. Sedangkan berita peresmian atau bahkan rencana pembangunan jalan umum baru, baik jalan nasional, provinsi, atau pun daerah, tidak ada.