JAKARTA. Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (Apmeti) mengeluhkan proses memperoleh standar nasional Indonesia (SNI) untuk produsen mainan kategori usaha kecil menengah (UKM). Apmeti menilai, para UKM mainan anak terbebani dengan besaran biaya dan prosedur untuk mendapatkan SNI. Informasi ini disampaikan oleh Danang Sasongko, Ketua Apmeti kepada KONTAN, Minggu (1/6). "Untuk mendapatkan SNI, kami harus terlebih dahulu miliki tanda dasar industri (TDI). Nah untuk dapatkan TDI ini juga perlu persyaratan administrasi. Kami ini produsen mainan kelas industri rumahan, tentu surat-surat dan dokumen resmi seperti kami kesulitan," ujar Danang.
Jalan terjal memperoleh SNI mainan untuk UMKM
JAKARTA. Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (Apmeti) mengeluhkan proses memperoleh standar nasional Indonesia (SNI) untuk produsen mainan kategori usaha kecil menengah (UKM). Apmeti menilai, para UKM mainan anak terbebani dengan besaran biaya dan prosedur untuk mendapatkan SNI. Informasi ini disampaikan oleh Danang Sasongko, Ketua Apmeti kepada KONTAN, Minggu (1/6). "Untuk mendapatkan SNI, kami harus terlebih dahulu miliki tanda dasar industri (TDI). Nah untuk dapatkan TDI ini juga perlu persyaratan administrasi. Kami ini produsen mainan kelas industri rumahan, tentu surat-surat dan dokumen resmi seperti kami kesulitan," ujar Danang.