Jalan Tol Probowangi: Motor Baru dan Pertumbuhan Ekonomi Lokal



KONTAN.CO.ID - PROBOLINGGO. Proyek pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) yang merupakan bagian terakhir dari jaringan tol Trans Jawa, menghadirkan optimisme baru bagi wilayah sekitarnya. Tidak hanya memfasilitasi konektivitas antar kota, tol ini juga diharapkan menjadi katalis utama dalam mendorong investasi dan menggerakkan ekonomi lokal. Pj. Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto, menekankan bahwa keberadaan tol Probowangi akan membuka berbagai peluang baru bagi daerahnya.

Menurut Ugas Irwanto, peningkatan aksesibilitas yang dihadirkan oleh tol Probowangi akan memberikan efek domino bagi aktivitas bisnis dan investasi di Probolinggo. Dengan akses yang lebih cepat dan efisien, investor akan lebih tertarik untuk menanamkan modalnya di daerah ini. "Kecepatan akses ini menjadi peluang bagi para investor dan bisnis untuk lebih efektif dan efisien dalam hal penghematan waktu," ujar Ugas saat ditemui Tim KONTAN Jelajah Ekonomi Infrastruktur berkelanjutan di kantornya, Senin (29/7).

Baca Juga: Karpet Merah Wisatawan Global Mulai Terhampar ke Probolinggo


Keberadaan tol ini juga memberikan alternatif bagi investor yang selama ini terpusat di daerah Sidoarjo dan Pasuruan. Probolinggo menawarkan keuntungan kompetitif seperti upah minimum kabupaten/kota (UMK) yang lebih rendah, yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku usaha. Perbedaan besaran UMK antara Probolinggo dan daerah sekitarnya cukup signifikan.

UMK Kabupaten Probolinggo adalah Rp 2.806.955, sementara Kota Probolinggo memiliki UMK sebesar Rp 2.701.086. Ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan UMK Kabupaten Sidoarjo yang mencapai Rp 4.638.582 dan Kota Pasuruan sebesar Rp 3.138.838.

Dengan waktu tempuh yang lebih singkat setelah adanya jalan tol, para investor diperkirakan akan mempertimbangkan kembali lokasi investasinya. Keberadaan tol ini tidak hanya mengurangi biaya pengangkutan barang, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan industri di Probolinggo yang lahannya masih lebih murah dibandingkan dengan Sidoarjo dan Pasuruan. "Investor akan hitung-hitung lagi karena ada perbedaan besaran gaji. Selain itu, ada kejenuhan di daerah Pasuruan dan Sidoarjo yang sudah bertumpuk kawasan industrinya sehingga harga lahannya mahal," jelas Ugas.

Baca Juga: Tol Probolinggo-Banyuwangi Jadi Akses Masyarakat ke Ujung Timur Pulau Jawa

Proyek Berkelanjutan

Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi sendiri terus berjalan dengan target penyelesaian yang jelas. Saat ini, proyek masih dalam Tahap 1 yang membentang dari Gending hingga Besuki sepanjang 49,7 km. Pekerjaan ini dibagi menjadi tiga seksi, dengan target penyelesaian pada akhir 2024 untuk Seksi 1 Gending-Kraksaan, awal 2025 untuk Seksi 2 Kraksaan-Paiton, dan akhir 2025 untuk Seksi 3 Paiton-Besuki.

Dengan selesainya Tahap 1, PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi berencana untuk melanjutkan pembangunan Tahap 2 yang meliputi empat seksi tambahan hingga Banyuwangi. Pembangunan tahap lanjutan ini akan meliputi ruas sepanjang 125,72 km, yang akan memperkuat konektivitas hingga ujung timur Pulau Jawa.

Diharapkan, dengan adanya tol Probowangi, Probolinggo akan menjadi pusat ekonomi baru yang menghubungkan Jawa Timur dengan daerah lainnya. Keberadaan tol ini tidak hanya meningkatkan mobilitas dan efisiensi logistik, tetapi juga membuka lapangan kerja baru, mendorong pertumbuhan pariwisata, dan mengurangi kesenjangan ekonomi antar daerah.

Dengan segala potensi yang ada, Probolinggo siap menyambut era baru pembangunan yang berkelanjutan, didukung oleh infrastruktur yang semakin modern dan aksesibilitas yang semakin baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Jane Aprilyani