KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi penambahan jalan tol baru bakal memperlancar kinerja PT Jasa Marga Tbk. Emiten berkode saham
JSMR ini memiliki rencana jangka panjang untuk menghubungkan antara jalan tol yang dikelola. Analis UOB Kay Hian Sekuritas Limartha Adhiputra melihat, JSMR berfokus pada peningkatan konektivitas untuk pertumbuhan laba berkelanjutan. Jasa Marga saat ini mengembangkan lima ruas tol yang bisa berdampak signifikan pada meningkatnya lalu lintas tol dan naiknya pendapatan lebih dari 20%. JSMR tengah fokus mengembangkan lima ruas tol yang bisa terkoneksi ke portofolio
existing JSMR. Dengan demikian, konektivitas tersebut akan berdampak signifikan pada meningkatnya lalu lintas tol dan pendapatan, baik untuk jalan tol
existing maupun baru.
Jasa Marga saat ini sedang mengembangkan ruas Jakarta-Cikampek II dengan total panjang 62 km Ruas Jogja-Bawen total panjang 76 km, ruas Jogja-Solo total panjang 97 km, ruas Probolinggo-Banyuwangi total panjang 172 km, dan ruas Patimban ruas dengan total panjang 37 km.
Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Targetkan Tol Serpong-Cinere Beroperasi Penuh Dalam Waktu Dekat Limartha menambahkan, JSMR menargetkan penambahan total ruas tol baru sepanjang 475 km yang akan dioperasikan hingga tahun 2025. Pada tahun 2023, JSMR akan mengoperasikan Jakarta-Cikampek II Selatan (Seksi 3) dan Cinere-Serpong (Seksi 2) dengan total panjang 35 km. Pada 2024, jalan tol sepanjang 43 km yang dioperasikan oleh JSMR yaitu Jakarta-Cikampek II Selatan (Seksi IIB), Jogja-Bawen (Seksi I), dan Jogja-Solo (Seksi IA). Kemudian pada tahun 2025, JSMR bakal mengoperasikan jalan tol yang lebih panjang yaitu 398 km diantaranya Banyuwangi (Seksi I-III), Jogja-Bawen (Seksi II-VI), Jogja-Solo (Seksi IB-III), dan ruas akses Patimban. Selain itu, Limartha mencermati, pendapatan JSMR bakal bertumbuh di paruh kedua tahun ini berkat penyesuaian tarif sebesar 6%-7% pada Juni dan Agustus 2023. Hal tersebut sesuai arahan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang memutuskan untuk menyesuaikan tarif tol Cipularang, Padaleunyi, Jagorawi, Soedyatmo, Cimanggis-Cibitung, dan Ngawi-Kertosono. “Penyesuaian tarif akan berdampak pada pendapatan JSMR di semester kedua 2023,” ungkap Limartha dalam riset 5 September 2023.
Baca Juga: Jasa Marga Buka Suara Usai Eks Dirut Jadi Tersangka Korupsi Jalan Tol MBZ Oleh karena itu, Limartha memproyeksikan pendapatan dari usaha jalan tol bisa bertumbuh di semester kedua 2023 menjadi sebesar Rp 13,7 triliun. UOB Kay Hian menargetkan total pendapatan JSMR bisa mencapai Rp 15,19 triliun di tahun ini. Analis CGS CIMB Sekuritas Bob Setiadi menambahkan, JSMR masih berharap bisa menuntaskan divestasi Jasamarga Transjawa Tollroad (JTT) pada akhir 2023, dengan tetap mempertahankan panduan belanja modal tahun ini sebesar Rp 8 triliun – Rp 10 triliun. Selain itu, JSMR telah melakukan pembelian kembali (
buyback) unit penyertaan pada Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) Mandiri Infrastruktur Ekuitas Transjawa (MIET). Oleh karena itu, JSMR bisa melakukan konsolidasi 3 ruas tol yaitu Semarang-Batang, Solo Ngawi, Ngawi-Kertosono pada semester kedua 2023. JSMR telah mendapatkan pinjaman sebesar Rp 3 triliun untuk aksi
buyback tersebut. Di sisi lain, transaksi tersebut bakal meningkatkan total aset ataupun utang JSMR masing-masing sebesar Rp27 triliun dan Rp19 triliun pada 2023.
Baca Juga: Jaringan Jalan Tol JORR 2 Tersambung Penuh pada Akhir Tahun 2023 CGS CIMB Sekuritas meningkatkan proyeksi jumlah pendapatan JSMR menjadi sebesar Rp 15,59 triliun untuk tahun 2023. Namun, pendapatan dari jalan tol diperkirakan lebih rendah dan meningkatkan proyeksi pendapatan dari usaha non-tol. “Hal itu setelah memperhitungkan data terkini lalu lintas tol, perkiraan inflasi, dan pendapatan yang lebih tinggi dalam pemeliharaan dan pengoperasian bisnis tol JSMR,” tulis Bob dalam riset 28 Agustus 2023.
Bob menilai risiko negatif bagi JSMR adalah investasi dalam proyek dengan imbal hasil yang lebih rendah, serta tekanan untuk meningkatkan belanja modal. Sementara, potensi katalis positif dari keberhasilan divestasi JTT, dividen yang lebih tinggi dari perkiraan, dan upaya
deleveraging utang yang lebih cepat. Bob merekomendasikan
add untuk saham JSMR dengan target harga lebih tinggi di Rp 4.700 per saham. Sedangkan, Limartha mempertahankan
buy untuk JSMR dengan target harga sebesar Rp 5.300 per saham. Limartha mengatakan, JSMR bakal didukung oleh perbaikan lalu lintas, kenaikan tarif jalan tol, dan kemampuannya meminimalkan potensi risiko kenaikan suku bunga pada 2023–2024. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati