Jalankan Penangkapan Ikan Terukur (PIT) , Perindo Bidik 350.000 ton dalam 5 Tahun



JAKARTA. PT Perikanan Indonesia (Persero) atau Perindo berkomitmen mewujudkan kemajuan sektor kelautan dan perikanan. Ini dilakukan dengan menerapkan program Penangkapan Ikan Terukur (PIT) yang kini sedang digalakkan pemerintah.

Direktur Utama Perindo, Sigit Muhartono mengatakan siap menjadi mitra KKP dalam implementasi kebijakan pemerintah. Program PIT diharapkan akan menjadi salah satu game changer untuk mendongkrak kinerja perusahaan.   “Kami berkomitmen turut serta mendukung program KKP dan ambil bagian dalam kesejahteraan nelayan dan keberlangsungan ekosistem perikanan,” tutur Sigit dalam keterangan tertulis yang diterima, Kontan, Jumat (30/6).

Anggota Holding BUMN Perikanan ID FOOD ini menargetkan bisa menangkap ikan sebanyak 350.000 ton dalam 5 tahun ke depan melalui program tersebut. Perusahaan ini akan memaksimalkan tangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) melalui kantor-kantor cabang sebagai tumpuan dalam penangkapan ikan.   Perindo akan fokus pada penangkapan tujuh komoditas utama perikanan. Di antaranya Tongkol, Cakalang, Tuna, Layang, Kembung, Tenggiri, dan Cephalopod (gurita, cumi dan sotong).


Baca Juga: Ekspor Tuna Capai 194.700 Ton per Tahun, Begini Jurus KKP Kelola Perikanan Tuna   Sementara itu, pada sisi ekspor produk perikanan, Perikanan Indonesia telah menjangkau pangsa pasar ke 10 negara yaitu Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Filipina, China, Vietnam, Singapura, Korea Selatan, Malaysia dan Australia. Adapun komoditas yang sudah diekspor antara lain Gurita, Tuna, Cakalang, Ikan kembung, Ikan Kaca Piring, Fillet Cuttlefish, Loligo, Layang, dan Marlin.   Menanggapi rencana tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono mengatakan pihaknya mendukung  Perindo untuk menjadi pelaku implementasi kebijakan pemerintah. Menurutnya PIT akan memiliki efek berganda bagi perusahaan, nelayan hingga masyarakat sekitar.     Salah satu tujuan program ini menjaga populasi perikanan. Nantinya, penangkapan ikan, pendaratan ikan, pengolahan ikan, hingga transaksi ikan akan dilakukan di lokasi yang sama, tidak perlu semua bermuara di Pulau Jawa. Harapannya, ekonomi masyarakat di sekitar penangkapan ikan akan ikut terkerek.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih