KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Freeport Indonesia (PTFI) menjalin kerjasama jual beli logam emas sebesar 30 ton per tahun. Kerjasama ini dibalut dalam Penandatanganan Perjanjian Jual Beli Logam Emas ANTM dan PTFI di Jakarta pada Kamis, 7 November 2024. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, sinergi holding industri pertambangan ini berpotensi mendorong penghematan impor emas ANTM.
"Freeport memproduksi 50 ton, ANTM (akan) mengambil 30 ton dan ada penghematan Rp 200 triliun," kata Erick, Kamis (7/11).
Baca Juga: Mengukur Untung dan Rugi dari Kemenangan Trump Bagi Perdagangan Indonesia Erick menjelaskan, Indonesia saat ini menempati posisi ke 6 sebagai negara dengan cadangan emas terbesar di dunia. Sayangnya, dari sisi jumlah cadangan batangan emas, Indonesia bertengger diurutan ke 43 dunia dengan jumlah 78,3 5 ton. Sementara itu, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, kerjasama kedua belah pihak menjadi bukti hilirisasi sektor mineral. "Ini merupakan sesuatu yang sangat memberi manfaat kepada perekonomian nasional. Yang tadinya impor, devisa gak perlu keluar dengan adanya sinergi ini," ujar Yuliot. Direktur Utama PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) Hendi Prio Santoso mengatakan, kerjasama ini memungkinkan ANTM untuk tidak lagi melakukan impor emas ingot. "Ini bukti hilirisasi yang sudah membawa faedah dan manfaat sangat besar. Sinergi ini akan kami dorong terus," ujar Hendi. Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menjelaskan, fasilitas
Precious Metal Refinery (PMR) untuk mengolah lumpur anoda menjadi emas dan perak di smelter milik PTFI berkapasitas 50 ton hingga 60 ton per tahun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 ton akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan ANTM. "Dalam minggu kedua Desember sudah bisa memproduksi emas batangan. Produksi 500 kg dan akan meningkat bertahap," kata Tony. Tony memastikan, ke depannya pihaknya siap memprioritaskan penjualan emas untuk memenuhi kebutuhan ANTM. Sementara itu, Direktur Utama ANTM Nico Kanter menjelaskan, saat ini ANTM memiliki kebutuhan emas batangan dikisaran 37 ton hingga 38 ton pada tahun ini.
"Tren naik tahun sekarang, baru sampai September sudah 28 ton. Kalau kita lihat sekarang Freeport proses pertama mereka bisa 30 ton tapi mereka berkomitmen memberikan prioritas produksi utama untuk kita," jelas Niko. Niko mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan yang ada ditahun ini, pihaknya tidak menutup peluang untuk tetap mengimpor emas batangan. Meski demikian, seiring kerjasama dengan PTFI, ANTM berkomitmen memenuhi kebutuhan dari produksi dalam negeri.
Baca Juga: Realisasi Investasi Minerba Baru Capai US$ 4,98 Miliar Per Oktober 2024 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati