JAKARTA. Pemerintah kini menajamkan mata pada sektor pariwisata di Indonesia bagian Timur. Dalam pengembangan tersebut, pemerintah akan terus berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas wilayah-wilayah tersebut. “Indonesia ini memang banyak tempat wisata alam yang indah, tapi itu semua akan percuma kalau tidak didukung infrastruktur yang baik,” ucap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, saat Seminar Membuka Konektivitas Pulau-pulau di Indonesia Timur untuk Pengembangan Pariwisata, di Jakarta, Rabu (26/3).Menurut Mari, saat ini pembangunan infrastruktur memang terus dilakukan terutama untuk lapangan udara yang dinilai sebagai akses penting untuk konektivitas. Begitu banyak pulau yang terpisah membuat Indonesia seharusnya memiliki banyak lapangan udara. Inilah yang dinlai masih kurang. “Lapangan udara memang kurang tapi kita tidak bisa begitu saja membangunnya. Harus ada di titik yang strategis,” kata Mari.Menurut Mari, saat ini lapangan udara utama memang sudah terbangun seperti di daerah Bali, Lombok, Ambon, Kupang, dan Labuan Bajo. Hanya di Flores yang belum terbangun. Begitu juga di daerah Sorong yang akan dibangun dengan runway lebih panjang. Nantinya di Raja Ampat juga akan dibangun airport kecil.Semakin baiknya konektivitas melalui jalur udara bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan secara pesat. Seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB), kapasitas Bandara International Lombok (BIL) dan dua bandara lain yaitu Bandara Salahudin Bima dan Bandara Brang Biji terus ditingkatkan. Landasan pacu atau runway BIL akan diperpanjang dari 2750 meter menjadi 3000 meter. Begitu pun dengan landasan pacu Bandara Salahudin Bima yang akan diperpanjang dari 1600 meter menjadi 2100 meter. Sehingga pesawat Boeing 747 dan 737 dapat mendarat disana.Peningkatan jumlah penumpang dan penerbangan dari dan ke Lombok juga meningkat pesat sejak bandara dipindahkan dari Selaparang ke BIL pada 2011 lalu. Tahun 2013 lalu, jumlah penumpang mencapai 2,2 juta orang. Sebanyak 1.087 penumpang melalui jalur penerbangan domestik dan 79.000 orang melalui jalur penerbangan internasional. Dari jumlah tersebut, pertumbuhan masing-masing mencapai 17,31% dan 193,98% dibanding tahun sebelumnya.
Jalur udara penting menghubungkan timur Indonesia
JAKARTA. Pemerintah kini menajamkan mata pada sektor pariwisata di Indonesia bagian Timur. Dalam pengembangan tersebut, pemerintah akan terus berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas wilayah-wilayah tersebut. “Indonesia ini memang banyak tempat wisata alam yang indah, tapi itu semua akan percuma kalau tidak didukung infrastruktur yang baik,” ucap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, saat Seminar Membuka Konektivitas Pulau-pulau di Indonesia Timur untuk Pengembangan Pariwisata, di Jakarta, Rabu (26/3).Menurut Mari, saat ini pembangunan infrastruktur memang terus dilakukan terutama untuk lapangan udara yang dinilai sebagai akses penting untuk konektivitas. Begitu banyak pulau yang terpisah membuat Indonesia seharusnya memiliki banyak lapangan udara. Inilah yang dinlai masih kurang. “Lapangan udara memang kurang tapi kita tidak bisa begitu saja membangunnya. Harus ada di titik yang strategis,” kata Mari.Menurut Mari, saat ini lapangan udara utama memang sudah terbangun seperti di daerah Bali, Lombok, Ambon, Kupang, dan Labuan Bajo. Hanya di Flores yang belum terbangun. Begitu juga di daerah Sorong yang akan dibangun dengan runway lebih panjang. Nantinya di Raja Ampat juga akan dibangun airport kecil.Semakin baiknya konektivitas melalui jalur udara bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan secara pesat. Seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB), kapasitas Bandara International Lombok (BIL) dan dua bandara lain yaitu Bandara Salahudin Bima dan Bandara Brang Biji terus ditingkatkan. Landasan pacu atau runway BIL akan diperpanjang dari 2750 meter menjadi 3000 meter. Begitu pun dengan landasan pacu Bandara Salahudin Bima yang akan diperpanjang dari 1600 meter menjadi 2100 meter. Sehingga pesawat Boeing 747 dan 737 dapat mendarat disana.Peningkatan jumlah penumpang dan penerbangan dari dan ke Lombok juga meningkat pesat sejak bandara dipindahkan dari Selaparang ke BIL pada 2011 lalu. Tahun 2013 lalu, jumlah penumpang mencapai 2,2 juta orang. Sebanyak 1.087 penumpang melalui jalur penerbangan domestik dan 79.000 orang melalui jalur penerbangan internasional. Dari jumlah tersebut, pertumbuhan masing-masing mencapai 17,31% dan 193,98% dibanding tahun sebelumnya.