Jaminan Kualitas Penting, Penggunaan Sel Punca Perlu Lebih Hati-Hati



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terapi stem cell (sel punca) semakin dikenal sebagai pengobatan masa depan dengan potensi besar untuk kesehatan. Namun, perlu kewaspadaan terhadap produk stem cell dari luar negeri yang marak beredar. Produk ini sering kali belum teruji kualitas dan keamanannya seperti produk dalam negeri.

Direktur Regenic Stem Cell,  dr. Sandy Qlintang M.Biomed, mengatakan  stem cell yang aman dan berkualitas harus diproduksi oleh industri yang telah memiliki sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Sertifikasi ini penting untuk menjamin keamanan dan efektivitas terapi stem cell. Stem cell berfungsi dalam tubuh melalui bahan aktif seperti secretome dan exosome yang berperan sebagai antiperadangan, menyeimbangkan sistem imun, dan meregenerasi sel.


Baca Juga: Fasilitas Terapi & Produksi Sel Punca RSCM & KAEF Raih Sertifikat CPOB dari BPOM

Dr. Sandy juga menyoroti adanya stem cell dari luar negeri yang diduga dari Jepang. Produk ini berwarna merah dan belum terbukti aman. "Banyak masyarakat tertarik menggunakan produk luar negeri, padahal keamanan dan keefektifannya tidak terjamin," ujarnya seperti dikutip, Minggu (1/9). 

Produk tersebut mungkin diproduksi oleh perusahaan yang tidak bersertifikasi atau bahkan perusahaan abal-abal, yang bisa menimbulkan risiko kesehatan seperti alergi.

Terapi stem cell seharusnya diberikan melalui infus agar sel tetap hidup dan efektif bekerja dalam tubuh. Produk yang diklaim sebagai stem cell namun dikonsumsi secara oral, baik dalam bentuk kapsul, tablet, atau bubuk, dipastikan bukan stem cell asli.

Pemerintah telah mengeluarkan regulasi untuk mengantisipasi risiko tersebut, termasuk Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. 

Baca Juga: Jadi Anggota DPR, Anak Eks Mentan SYL Tak Pernah Ke Kantor, Berapa Gaji DPR RI?

Regulasi ini mendorong produksi stem cell dalam negeri agar lebih dominan di pasar domestik. Salah satu produsen dalam negeri adalah Regenic Stem Cell, anak perusahaan Kalbe Farma. Dengan fasilitas produksi dalam negeri, diharapkan Indonesia menjadi destinasi wisata medis yang lebih terjangkau dan berkualitas.

Dr. Sandy juga menyatakan bahwa meskipun peredaran produk stem cell luar negeri belum terlalu banyak, namun biaya terapinya sangat tinggi, mencapai Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar per terapi.

CEO Etnaprana Wellness Klinik, Agnes Lourda Hutagalung, mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih produk dan klinik kesehatan. Pastikan produk berasal dari produsen yang terpercaya dengan rekam jejak yang baik. 

Kliniknya menyediakan pelayanan pre-stemcell dan stemcell dengan standar terbaik di Indonesia, didukung oleh dokter-dokter senior dan berpengalaman di berbagai bidang medis.

Baca Juga: Syas Technology Turut Ramaikan Pameran Hospital Expo yang ke-35 di JCC

Etnaprana Wellness Klinik juga menawarkan berbagai layanan terapi holistik seperti aromatherapy, massage therapy, hydro therapy, dan thermal therapy, dengan bahan-bahan bersertifikat klinis. 

Klinik ini didesain untuk kenyamanan dan privasi, serta terhubung dengan rumah sakit terpercaya. Etnaprana Wellness Clinic juga terus mengembangkan paket wisata medis, bekerja sama dengan Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) untuk mempromosikan pariwisata medis di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli