Jamkrindo dan Askrindo Ciutkan Nilai Penjaminan



JAKARTA. Manajemen Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) segera menggunting target nilai penjaminan. Penyebabnya adalah mengecilnya nilai penambahan modal mereka. Semula, pemerintah menganggarkan dana stimulus pembiayaan perdagangan senilai Rp 2 triliun untuk menambah modal tiga perusahaan plat merah. Masing-masing adalah PT Askrindo, PT Jamkrindo, dan PT Asuransi Ekspor Indonesia (Asei). Namun DPR hanya menyetujui stimulus senilai Rp 500 miliar. Alhasil, rencana suntikan modal ketiga perusahaan itu berubah menjadi lebih kecil. Hingga kini, belum jelas berapa jatah bagi masing-masing perusahaan. Akibat mengecilnya suntikan modal itu, Direktur Utama Askrindo Chairul Bahri mengatakan akan segera merevisi target penjaminan kredit tahun ini, khususnya untuk Kredit Usaha Rakyat alias (KUR). Semula Askrindo menargetkan nilai penjaminan kredit tahun ini Rp 30 triliun. "Target awal kami, penjaminan KUR tahun ini Rp 10 triliun. Itu jika penyertaan modal negara sebesar Rp 1 triliun. Kalau jumlah setoran modal baru turun, misalnya menjadi Rp 500 miliar, maka kami akan merevisi target KUR menjadi Rp 5 triliun," kata Chairul, Selasa (3/3). Jamkrindo juga merencanakan akan memangkas target penjaminan KUR tahun ini. Direktur Utama Jamkrindo Nahid Hudaya menyatakan, pihaknya menurunkan target penjaminan KUR menjadi Rp 3 triliun. "Target awal kami Rp 6 triliun," ujarnya (2/3). Sedangkan untuk penjaminan secara keseluruhan, pengelola Jamkrindo semula memasang target Rp 27,8 triliun. Perinciannya, sebesar Rp 6 triliun untuk KUR. Sisanya Rp 21,8 triliun untuk penjaminan konstruksi, multiguna, penjaminan umum. Tapi karena tambahan modal lebih kecil, target Jamkrindo berubah menjadi Rp 24,8 triliun. Tahun ini, DPR dan pemerintah ingin memfokuskan program stimulus fiskal ke berbagai proyek infrastruktur, penyerapan tenaga kerja, dan layanan kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: