KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan kinerja ekonomi nasional memberi dorongan kuat kepada bisnis penjaminan pada paruh kedua tahun ini. PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) pun membukukan akselerasi kinerja pada kuartal ketiga tahun ini dengan membukukan laba sebelum pajak (EBT) mencapai 95% dari target tahun 2021.

Direktur Utama PT Jamkrindo Putrama Wahju Setyawan bilang kinerja bisnis yang positif tersebut tidak terlepas dari kebijakan perusahaan untuk melakukan konsolidasi bisnis secara prudent untuk menjaga kinerja berkelanjutan.

”Kami fokus pada strategi penerapan tata kelola yang baik, termasuk 4 eyes principles, pengelolaan portofolio secara prudent untuk meningkatkan profitabilitas, memperkuat konsolidasi internal, efisiensi beban usaha, serta meningkatkan kolaborasi sesama anggota holding Indonesia Financial Group,” ujar Putrama dalam keterangan resminya, Kamis (25/11).

Optimisme tersebut juga didasari bahwa kinerja keuangan pada tahun 2020 telah selesai diaudit.

Baca Juga: Ditopang KPR, kredit konsumsi tumbuh 3,8% jadi Rp 1.651,5 triliun per Oktober 2021

Berdasarkan laporan keuangannya, Jamkrindo berhasil membukukan laba sebelum pajak (EBT) sebesar Rp 722,47 miliar, naik 297,75% dari angka restated 2019 sebesar Rp 181,64 miliar.

Periode sampai dengan Desember 2020, Jamkrindo mencatatkan volume penjaminan sebesar Rp 188,61 triliun. Program pemerintah menjadi motor penggerak penjaminan PT Jamkrindo dengan rincian Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 102,67 triliun dan Kredit Modal Kerja (KMK) dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 8,7 triliun. 

Namun, beban klaim mengalami kenaikan dari Rp 1,74 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 1,83 triliun. ”Di tengah pandemi ini, kami menekankan pada sustainability dan pencadangan yang kuat,” ujar Putrama. 

Pada tahun  2020, Jamkrindo meningkatkan pencadangan klaim menjadi sebesar Rp 4,18 triliun dari sebelumnya Rp 3,57 triliun. Adapun dari sisi aset, Jamkrindo mencatatkan aset pada 2020 sebesar Rp 19,12 triliun, naik 14,03 % dari tahun sebelumnya sebesar Rp 16,77 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi