JAKARTA. PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) masih tetap mengandalkan obligasi sebagai pilihan keranjang investasi. Manajemen asuransi pelat merah itu meyakini, hasil obligasi tahun ini bakal sebagus tahun lalu. Optmisme tersebut sejalan dengan situasi pasar modal di tanah air saat ini. Jamsostek mengalokasikan dana sebesar Rp 12 triliun untuk membeli obligasi di sepanjang tahun ini. Rencananya, sebanyak 70% untuk pembelian surat utang negara (SUN) dan obligasi yang diterbitkan BUMN. Sisanya, 30% siap dibelanjakan obligasi perusahaan swasta. BUMN dan korporasi dengan rating AAA serta size besar akan menjadi incaran Jamsostek. Elvyn G. Masassya, Direktur Utama Jamsostek menargetkan perolehan hasil investasi mencapai Rp 14 riliun. Ia menegaskan, porsi obligasi harus dua kali lebih besar ketimbang penempatan dana di deposito. Pasalnya, imbal hasil surat utang relatif lebih baik ketimbang bunga bank yang kini di kisaran 5%-6%, sesuai bunga penjaminan LPS.
Jamsostek akan borong obligasi Rp 12 triliun
JAKARTA. PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) masih tetap mengandalkan obligasi sebagai pilihan keranjang investasi. Manajemen asuransi pelat merah itu meyakini, hasil obligasi tahun ini bakal sebagus tahun lalu. Optmisme tersebut sejalan dengan situasi pasar modal di tanah air saat ini. Jamsostek mengalokasikan dana sebesar Rp 12 triliun untuk membeli obligasi di sepanjang tahun ini. Rencananya, sebanyak 70% untuk pembelian surat utang negara (SUN) dan obligasi yang diterbitkan BUMN. Sisanya, 30% siap dibelanjakan obligasi perusahaan swasta. BUMN dan korporasi dengan rating AAA serta size besar akan menjadi incaran Jamsostek. Elvyn G. Masassya, Direktur Utama Jamsostek menargetkan perolehan hasil investasi mencapai Rp 14 riliun. Ia menegaskan, porsi obligasi harus dua kali lebih besar ketimbang penempatan dana di deposito. Pasalnya, imbal hasil surat utang relatif lebih baik ketimbang bunga bank yang kini di kisaran 5%-6%, sesuai bunga penjaminan LPS.