JAKARTA. Jamsostek menargetkan rencana akuisisi PT Nayaka Era Husada (NEH) bakal selesai tahun ini. Sehingga tahun depan, NEH dapat membantu Jamsostek menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Jeffrey Haryadi, Direktur Investasi Jamsostek mengaku telah menganggarkan dana Rp 50-Rp100 miliar untuk proses akuisisi anak usaha Dana Pensiun (Dapen) Jamsostek tersebut.Menurut Jeffry, secara rinci ada dua alasan yang melatarbelakangi Jamsostek mengakuisisi NEH. Pertama, untuk membantu kinerja anak usaha dana pensiun Jamsostek tersebut. Maklum, karena modalnya mini, NEH sering kalah saat mengikuti lelang untuk mitra perusahaan asuransi. "Itu dari sisi optimasi untuk aspek bisnis," ujar Jeffry, pada akhir pekan lalu di kantornya.Kedua, NEH dipandang mampu menjalankan peran sebagai program pendukung jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) Jamsostek lewat klinik-klinik yang saat ini mereka miliki.Total ada sekitar 30 klinik NEH tersebar di Batam, Karawang, Surabaya, Semarang, Cirebon, Cimahi, Bekasi, DKI Jakarta, Palembang, dan Pekanbaru. Keberadaan klinik tersebut membantu pelayanan kesehatan buat masyarakat. "Jadi daripada masyarakat ke puskesmas, ke klinik mereka juga bisa untuk dapat pelayanan," terang mantan mantan kepala divisi pasar uang dan pasar modal periode 2010-2012 Jamsostek tersebut.Jeffry menegaskan, rencana akuisisi tersebut tidak akan mengganggu proses perubahan Jamsostek menjadi BPJS. Dia membantah akuisisi melanggar ketentuan. Sebab mereka berpegang pada aturan yang ada saat ini. Dus, kalaupun nantinya JPK sudah dialihkan dengan BPJS kesehatan alias Askes, klinik NEH masih tetap bisa bekerjasama. "Jadi kami berjalan berdasarkan peraturan yang masih eksisting sekarang," ungkapnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Jamsostek akuisisi anak usaha Dapen
JAKARTA. Jamsostek menargetkan rencana akuisisi PT Nayaka Era Husada (NEH) bakal selesai tahun ini. Sehingga tahun depan, NEH dapat membantu Jamsostek menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Jeffrey Haryadi, Direktur Investasi Jamsostek mengaku telah menganggarkan dana Rp 50-Rp100 miliar untuk proses akuisisi anak usaha Dana Pensiun (Dapen) Jamsostek tersebut.Menurut Jeffry, secara rinci ada dua alasan yang melatarbelakangi Jamsostek mengakuisisi NEH. Pertama, untuk membantu kinerja anak usaha dana pensiun Jamsostek tersebut. Maklum, karena modalnya mini, NEH sering kalah saat mengikuti lelang untuk mitra perusahaan asuransi. "Itu dari sisi optimasi untuk aspek bisnis," ujar Jeffry, pada akhir pekan lalu di kantornya.Kedua, NEH dipandang mampu menjalankan peran sebagai program pendukung jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) Jamsostek lewat klinik-klinik yang saat ini mereka miliki.Total ada sekitar 30 klinik NEH tersebar di Batam, Karawang, Surabaya, Semarang, Cirebon, Cimahi, Bekasi, DKI Jakarta, Palembang, dan Pekanbaru. Keberadaan klinik tersebut membantu pelayanan kesehatan buat masyarakat. "Jadi daripada masyarakat ke puskesmas, ke klinik mereka juga bisa untuk dapat pelayanan," terang mantan mantan kepala divisi pasar uang dan pasar modal periode 2010-2012 Jamsostek tersebut.Jeffry menegaskan, rencana akuisisi tersebut tidak akan mengganggu proses perubahan Jamsostek menjadi BPJS. Dia membantah akuisisi melanggar ketentuan. Sebab mereka berpegang pada aturan yang ada saat ini. Dus, kalaupun nantinya JPK sudah dialihkan dengan BPJS kesehatan alias Askes, klinik NEH masih tetap bisa bekerjasama. "Jadi kami berjalan berdasarkan peraturan yang masih eksisting sekarang," ungkapnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News