Jamsostek hanya singgah di bank beraset Rp 10 T



JAKARTA. Dalam usahanya mengantisipasi krisis, PT Jamsostek selalu menyimpan dana kelolaannya di bank-bank yang beraset lebih dari Rp 10 triliun. Ini dikatakan oleh Direktur Utama Jamsostek Elvyn G. Masassya, di Seminar Protokol Manajemen Krisis di Hotel Crowne, Rabu, (30/1).

Elvyn menyebut, Jamsostek perlu menekankan strategi untuk menjaga tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) tujuannya adalah mengantisipasi krisis di Indonesia.

"Karena saya yakin GCG merupakan basic penguatan institusi dalam mengatasi tekanan krisis," ujarnya. Menurutnya, bank beraset jumbo lebih tahan terhadap guncangan krisis.


Elvyn menyebut bahwa krisis bisa diantisipasi dari dua sisi, yakni makro dan mikro. Pada sisi mikro, Elvyn melihat perlu ada perhatian khusus terhadap korporasi.

Ia beranggapan, bila semua institusi memiliki fondasi yang kuat dan bisa melakukan kebijakan-kebijakan sistem pencegahan krisis (preventive system) melalui penerapan GCG, maka krisis bisa ditanggulangi. "Kalau Jamsostek dan lembaga keuangan lain bisa menerapkan ini, maka krisis bisa diatasi," nilainya.

Elvyn menilai bahwa menyimpan dana kelola di bank yang beraset lebih dari Rp 10 triliun merupakan langkah transformasi dalam menjalankan antisipasi mikro. Perlu diketahui, saat ini dana kelola Jamsostek mencapai Rp 135 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: