JAKARTA. PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) semakin agresif berinvestasi di saham. Kali ini, Jamsostek berniat mengincar penerbitan saham baru alias rights issue dua bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank Mandiri dan Bank BNI. Sekadar mengingatkan, belum lama ini Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar mengatakan bahwa ia lebih senang jika Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi pemegang saham mayoritas Bank Bukopin. Padahal, Jamsostek juga mengincar saham baru Bank Bukopin meskipun tidak berniat menjadi pemegang saham mayoritas. Mustafa beralasan, BRI dan Bukopin memiliki kesamaan lini bisnis. Mustafa lantas menyarankan agar investasi Jamsostek tidak terfokus pada Bukopin semata. "Jamsostek sebagai investor bisa memilih bank lain, misalnya menyerap rights issue Bank BNI atau Bank Mandiri," saranMustafa.
Jamsostek mengaku legowo dengan keputusan Menteri BUMN itu. "Mungkin Jamsostek punya yang lebih baik di tempat lain," ujar Hotbonar Sinaga, Direktur Utama Jamsostek, Rabu (6/10). Gagal di Bukopin, rencana investasi Jamsostek harus tetap jalan. Sayang, Hotbonar masih enggan menjelaskan lebih mendetil rencana bisnis perusahaan pengelola uang pekerja itu dalam rights issue BNI dan Mandiri. "Kami belum tahu berapa. Urusan nilainya nanti saja," elak dia. Bagi manajemen Bank Mandiri, keputusan Jamsostek itu merupakan angin segar. Direktur Keuangan dan Strategis Bank Mandiri Pahala Nugraha Mansury mengaku, masuknya Jamsostek akan mendukung rencana Bank Mandiri untuk meningkatkan porsi investasi lokal di komposisi saham bank pelat merah itu.