JAKARTA. PT Jamsostek menetapkan modal anak usahanya di bidang investasi senilai Rp 1 triliun. Jamsostek tidak akan menanggung sendiri seluruh modal anak perusahaan yang mereka beri nama Jamsostek Investment Corporation alias JIC tersebut.Sebagai rekan perkongsian, Jamsostek berencana menggandeng Islamic Corporation for The Development of the Private Sector (ICD), anak usaha Islamic Development Bank (IDB). "Dalam komposisi kepemilikan, kami memegang 51% saham JIC," ujar Direktur Keuangan Jamsostek Elvyn G. Masassya di Jakarta, akhir pekan lalu.Jika total modal JIC senilai Rp 1 triliun, Jamsostek harus menyetor Rp 510 miliar untuk mengantongi 51% kepemilikan JIC. Adapun sisanya akan disetor oleh ICD.Elvyn menuturkan, kelak JIC ini khusus menangani investasi Jamsostek yang sifatnya langsung. "Nanti perusahaan ini akan masuk ke sektor-sektor yang bisa menyerap banyak tenaga kerja," kata dia. Misalnya, pembangkit listrik, agrobisnis, juga industri telekomunikasi. Dengan begitu, dana investasi Jamsostek tidak hanya berputar di sektor keuangan dalam bentuk saham, deposito, obligasi, dan reksadana saja, seperti selama ini. Namun, sesuai dengan aturan pemerintah, Jamsostek menetapkan investasi melalui JIC hanya 5% dari total investasi perseroan. Saat ini, total dana kelolaan Jamsostek mencapai Rp 75 triliun. Rencana besar JIC bukan satu-satunya agenda investasi yang sedang digarap Jamsostek. Pengelola asuransi tenaga kerja itu juga bercita-cita memiliki bank sendiri. "Ini merupakan rencana jangka panjang. Saat ini kami masih mengamati calon-calon bank yang bisa diakuisisi," ujar Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga.
Jamsostek Siapkan Modal Anak Usaha
JAKARTA. PT Jamsostek menetapkan modal anak usahanya di bidang investasi senilai Rp 1 triliun. Jamsostek tidak akan menanggung sendiri seluruh modal anak perusahaan yang mereka beri nama Jamsostek Investment Corporation alias JIC tersebut.Sebagai rekan perkongsian, Jamsostek berencana menggandeng Islamic Corporation for The Development of the Private Sector (ICD), anak usaha Islamic Development Bank (IDB). "Dalam komposisi kepemilikan, kami memegang 51% saham JIC," ujar Direktur Keuangan Jamsostek Elvyn G. Masassya di Jakarta, akhir pekan lalu.Jika total modal JIC senilai Rp 1 triliun, Jamsostek harus menyetor Rp 510 miliar untuk mengantongi 51% kepemilikan JIC. Adapun sisanya akan disetor oleh ICD.Elvyn menuturkan, kelak JIC ini khusus menangani investasi Jamsostek yang sifatnya langsung. "Nanti perusahaan ini akan masuk ke sektor-sektor yang bisa menyerap banyak tenaga kerja," kata dia. Misalnya, pembangkit listrik, agrobisnis, juga industri telekomunikasi. Dengan begitu, dana investasi Jamsostek tidak hanya berputar di sektor keuangan dalam bentuk saham, deposito, obligasi, dan reksadana saja, seperti selama ini. Namun, sesuai dengan aturan pemerintah, Jamsostek menetapkan investasi melalui JIC hanya 5% dari total investasi perseroan. Saat ini, total dana kelolaan Jamsostek mencapai Rp 75 triliun. Rencana besar JIC bukan satu-satunya agenda investasi yang sedang digarap Jamsostek. Pengelola asuransi tenaga kerja itu juga bercita-cita memiliki bank sendiri. "Ini merupakan rencana jangka panjang. Saat ini kami masih mengamati calon-calon bank yang bisa diakuisisi," ujar Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga.