MOMSMONEY.ID - Jakarta. Selain mewaspadai infeksi virus corona, penderita Covid-19 di Indonesia juga harus mewaspadai penyakit jamur hitam. Pasalnya, penyakit jamur hitam yang mematikan ribuan nyawa penderita Covid-19 di India, telah masuk ke Indonesia. Kenali tanda-tanda penyakit jamur hitam India yang mematikan tersebut agar pasien mendapat pengobatan tepat. Tanda-tanda penyakit jamur hitam India yang mematikan ini sangat mudah dikenali. Pasalnya, tanda-tanda penyakit jamur hitam India tersebut telihat kasat mata. Penyakit jamur hitam adalah infeksi jamur serius yang bisa berdampak fatal. Penyakit jamur hitam yang mematikan ini juga dikenal dengan mucormycosis.
Penyebab penyakit jamur hitam mematikan
Melansir laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), infeksi jamur hitam jamak disebabkan oleh kelompok jamur mucormycetes. Jamur biang penyakit ini bisa ditemukan di banyak tempat, terutama di tanah, dekat dedaunan, pupuk kompos, atau kotoran hewan. Baca juga: Ketahui 4 gejala penyakit jamur hitam pasca Covid-19 Ada beberapa jenis jamur penyebab penyakit jamur hitam, antara lain:- Rhizopus
- Mucor
- Rhizomucor
- Syncephalastrum
- Cunninghamella bertholletiae
- Apophysomyces
- Lichtheimia (sebelumnya Absidia)
- Saksenaea
Tanda infeksi penyakit jamur hitam mematikan
Penyakit jamur hitam mematikan bisa menyerang rhinocerebral (sinus dan otak), paru-paru, saluran pencernaan, dan kulit. Dilansir dari Verywell Health, tanda-tanda penyakit jamur hitam yang mematikan jamak terlihat di antaranya:- Badan demam
- Hidung bengkak
- Wajah atau bibir bengkak
- Area sekitar hidung dan mata kemerahan atau kehitaman
- Hidung tersumbat
Siapa saja yang rentan terkena penyakit jamur hitam mematikan?
Penyakit jamur hitam mematikan biasanya menyerang pemilik daya tahan tubuh lemah, atau orang yang sedang minum obat yang dapat menekan daya tahan tubuh, seperti:- Penderita diabetes
- Penderita kanker
- Orang yang pernah menjalani transplantasi organ
- Orang yang pernah menjalani transplantasi sel induk
- Pengguna obat kortikosteroid jangka panjang
- Pengguna narkoba suntik
- Orang yang kelebihan zat besi
- Punya cedera kulit karena operasi, luka bakar, atau luka terbuka lainnya
- Bayi prematur atau lahir dengan berat badan rendah