Sebagai importir, saya melihat penguatan dollar Amerika Serikat (AS) akhir-akhir ini tentu berdampak besar bagi dunia bisnis. Sebab, transaksi dominan dilakukan memakai dollar AS, sementara penjualan di dalam negeri tetap memakai rupiah. Dampak yang dirasakan para importir tentu berbeda-beda, tergantung kelasnya. Bagi importir berskala besar, mungkin bisa menyiasatinya dengan lindung nilai (hedging). Namun pengusaha skala menengah atau kecil tentu tidak bisa menerapkan strategi serupa, karena memang sulit. Saya melihat kecenderungan mindset-nya sekarang adalah mengendalikan impor. Kemudian menaikkan PPh beberapa produk konsumsi. Tapi di sisi lain, beberapa produk ekspor kita masih tergantung bahan baku impor. Soalnya substitusi bahan baku impor masih kecil nilainya, meskipun posisi TKDN cukup penting.
Jangan bergantung ke dollar AS
Sebagai importir, saya melihat penguatan dollar Amerika Serikat (AS) akhir-akhir ini tentu berdampak besar bagi dunia bisnis. Sebab, transaksi dominan dilakukan memakai dollar AS, sementara penjualan di dalam negeri tetap memakai rupiah. Dampak yang dirasakan para importir tentu berbeda-beda, tergantung kelasnya. Bagi importir berskala besar, mungkin bisa menyiasatinya dengan lindung nilai (hedging). Namun pengusaha skala menengah atau kecil tentu tidak bisa menerapkan strategi serupa, karena memang sulit. Saya melihat kecenderungan mindset-nya sekarang adalah mengendalikan impor. Kemudian menaikkan PPh beberapa produk konsumsi. Tapi di sisi lain, beberapa produk ekspor kita masih tergantung bahan baku impor. Soalnya substitusi bahan baku impor masih kecil nilainya, meskipun posisi TKDN cukup penting.