Jangan Harap Penurunan Bunga Kredit Dalam Waktu Dekat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi nasabah yang ingin menunggu adanya penurunan bunga kredit, mohon bersabar. Meski suku bunga acuan BI mulai turun pada bulan lalu, perbankan tampaknya belum mulai menurunkan bunga kredit yang mereka miliki.

Alih-alih menurunkan bunga kreditnya, Bank Indonesia (BI) mencatat dalam laporan analisis uang beredar per September 2024, bahwa rata-rata tertimbang bunga kredit kini di level 9,24%, sedikit naik dari bulan sebelumnya 9,21%. 

Memang, kenaikan tersebut terjadi belum terdampak karena terjadi di bulan yang sama dengan penurunan suku bunga acuan. Hanya saja, itu bisa menandakan bahwa penurunan bunga kredit belum akan terjadi dalam waktu dekat.


Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan bahwa bisa dipastikan tidak ada penyesuaian signifikan untuk bunga kredit yang ditawarkan BCA. Meskipun, pihaknya juga sudah mulai menurunkan bunga simpanannya belum lama ini.

Baca Juga: Fleksibilitas Transaksi Jadi Pendongkrak Pamor Paylater

Ia bilang ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi hal tersebut. Jahja menegaskan penurunan suku bunga di BCA tidak 100% disebabkan oleh penurunan suku bunga, terlebih dengan kondisi likuiditas yang dinilai berkecukupan.

Ditambah, Jahja bilang pihaknya juga akan memperhatikan pula berapa imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) karena itu juga ada kaitannya dengan bunga kredit, terutama kredit korporasi. Kalau SBN belum turun, maka penurunan bunga kredit pun juga belum akan turun.

“Jadi intinya kita akan melihat, pertama adalah berapa yield SBN, kedua juga dari cost of fund kita. Karena pengaruh penurunan bunga itu tidak serta-merta langsung. Kalaupun ada penyesuaian bunga kredit, itu tidak akan banyak” ujar Jahja (24/10).

Baca Juga: Begini Rapor Kinerja Sejumlah Bank di Kuartal III-2024

Sementara itu, Direktur Distribution and Institutional Funding BTN Jasmin bilang bahwa penurunan suku bunga acuan yang dilakukan pada September lalu nyatanya belum memberikan dampak signifikan. Sebab, ia melihat cost of fund juga belum ada penurunan.

Oleh karenanya, Jasmin pun berharap BI bisa semakin cepat untuk menurunkan suku bunga acuan. Sehingga, pada akhirnya dampak ke suku bunga kredit bisa mulai terasa dengan adanya penurunan.

“Dampaknya belum signifikan.  Nanti kita lihat The Fed di November dan Desember ya, sehingga BI tentu akan merespons,” ujar Jasmin.

Di sisi lain, Jasmin bilang untuk di BTN sendiri sejatinya suku bunga banyak yang tetap karena ada subsidi. Misalnya, KPR BTN yang mayoritas rumah subsidi sehingga hanya 5% selama 20 tahun, sehingga tidak ada penyesuaian.

Baca Juga: Kredit Menganggur Perbankan Kian Menumpuk, Ini Penyebabnya

Dari sisi bank digital, Direktur Keuangan Bank Raya Rustati Suri Pertiwi bilang sampai dengan saat ini, pihaknya masih melakukan review atas suku bunga kredit. Menurutnya ada beberapa faktor yang juga diperhatikan untuk melakukan penyesuaian bunga kredit.

Utamanya, Bank Raya akan mempertimbangkan cost of fund yang memang menjadi salah satu parameter. Namun demikian, pihaknya juga akan melihat sisi permintaan dari nasabah, potensi risiko kredit dan evaluasi akan suku bunga yang diterapkan oleh bank lainnya.

“Dalam penentuan suku bunga kredit, Bank Raya secara berkala melakukan review,” ujar wanita yang akrab disapa Tiwi ini.

Ia pun bilang untuk bunga kredit milik Bank Raya ini beragam tergantung profil risiko nasabah. Hanya saja, untuk produk kredit ritel, bunganya ada di kisaran 11% hingga 14%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati