Upaya pemerintah menyusun database kependudukan dengan menerapkan nomor identitas tunggal, tentu baik. Pemberlakuan nomor Kartu Keluarga (KK) dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) tunggal memungkinkan pengelolaan database kependudukan secara rapi. Hasilnya pun sudah terasa. Para pendaftar BPJS Kesehatan mandiri secara online, misalnya, tahu benar "enaknya" data-data tentang dirinya dan keluarga ada di dalam sistem database yang rapi. Pendaftar cukup mengetikkan nomor KK, maka sistem pendaftaran online BPJS Kesehatan akan otomatis menampilkan seluruh daftar anggota keluarga beserta NIK masing-masing. Lo, kok, enaknya dalam tanda petik? Iya. Setelah BPJS Kesehatan menerapkan sistem kepesertaan berbasis KK, masyarakat tidak bisa lagi mendaftarkan hanya sebagian anggota keluarga. Kemampuan sistem BPJS mengintip database KK akan mendapati berapa jumlah anggota keluarga yang sebenarnya. Sistem akan menolak jika kita tidak mendaftarkan seluruh anggota keluarga apa pun alasannya.
Jangan jadi hoaks
Upaya pemerintah menyusun database kependudukan dengan menerapkan nomor identitas tunggal, tentu baik. Pemberlakuan nomor Kartu Keluarga (KK) dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) tunggal memungkinkan pengelolaan database kependudukan secara rapi. Hasilnya pun sudah terasa. Para pendaftar BPJS Kesehatan mandiri secara online, misalnya, tahu benar "enaknya" data-data tentang dirinya dan keluarga ada di dalam sistem database yang rapi. Pendaftar cukup mengetikkan nomor KK, maka sistem pendaftaran online BPJS Kesehatan akan otomatis menampilkan seluruh daftar anggota keluarga beserta NIK masing-masing. Lo, kok, enaknya dalam tanda petik? Iya. Setelah BPJS Kesehatan menerapkan sistem kepesertaan berbasis KK, masyarakat tidak bisa lagi mendaftarkan hanya sebagian anggota keluarga. Kemampuan sistem BPJS mengintip database KK akan mendapati berapa jumlah anggota keluarga yang sebenarnya. Sistem akan menolak jika kita tidak mendaftarkan seluruh anggota keluarga apa pun alasannya.