KONTAN.CO.ID - Penyakit cacar monyet atau monkeypox pertama di Indonesia sudah terdeteksi di Jakarta. Kasus pertama penyakit ini ditemukan pada Warga Negara Indonesia (WNI) asal Jakarta. Bersumber dari pemberitaan KONTAN.co.id (22/8), WNI tersebut memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri yakni ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Prancis. Saat ini kasus cacar monyet pertama di Indonesia ini sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes untuk melakukan surveilans kepada kontak erat dari pasien.
Perbedaan cacar monyet, cacar air, dan campak
Cacar monyet dengan cacar air dan campak sekilas memang hampir mirip, namun ada beberapa perbedaan gejala dari ketiga penyakit ini. Berikut rangkuman perbedaan penyakit cacar monyet, cacar air, dan campak, dirangkum dari Instagram Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kemendikbud Ristek: 1. Gejala- Cacar monyet: Demam lebih dari 38 derajat Celcius dan muncul ruam setelah 1-3 hari.
- Cacar air: Demam 39 derajat Celcius dan muncul ruam setelah 0-2 hari.
- Campak: Demam 40,5 dan muncul ruam setelah 2-4 hari.
- Cacar monyet: Makula, papula, besikel, pustula.
- Cacar air: Makula papula, vesikel.
- Campak: Ruam nonvesikular.
- Cacar monyet: Lambat sekitar 3-4 minggu.
- Cacar air: Cepat.
- Campak: Cepat antara 5-7 hari.
- Cacar monyet: Mulai dari kepala kemudian padat pada di bagian muka dan lengan, ruam juga muncul di telapak tangan dan kaki.
- Cacar air: Mulai dari kepala kemudian padat pada di bagian tubuh, namun tidak muncul di telapak tangan dan kaki.
- Campak: Mulai dari kepala dan dapat menyebar dan mengenai tangan dan kaki.
- Cacar monyet: Membengkaknya kelenjar getah bening atau limfadenopati.
- Cacar air: Ruam gatal.
- Campak: Koplik spots.
- Cacar monyet: 11 Persen atau 1 dari 10 orang yang terjangkit penyakit ini meninggal.
- Cacar air: Jarang.
- Campak: Bervariasi.