Jangan nekat bawa kendaraan kalau punya riwayat penyakit jantung



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kematian akibat serangan jantung memang tak bisa diprediksi. Bahkan setiap tahun, menurut WHO korbannya bisa terus bertambah dan bisa menimpa siapa saja serta di mana saja, termasuk juga bagi biker yang sedang asik mengendarai sepeda motor.

Walau secara data tak pernah ada catatan resminya, tapi menurut Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, cukup banyak pengendara motor yang meninggal saat sedang mengendari motornya.

Baca Juga: Ashraf Sinclair meninggal akibat serangan jantung, begini cara menghindarinya


"Ada beberapa kasus yang saya temui, dan memang dampak serangan jantung bagi pemotor itu jauh lebih bahaya dibandingkan pengendara mobil. Dalam arti, karena naik motor itu terbuka, jadi selain serangan jantung bagi si pengendara, ada risiko yang bisa membahayakan pengguna jalan lain juga," ucap Jusri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/2).

Lantas apa dan bagaimana langkah yang harus dilakukan pemotor bila ketika sedang dalam perjalanan terkena serangan jantung ?

Ketika menanyakan hal ini, Jusri menjelaskan memang sangat sulit untuk menyikapi kondisi tersebut, apalagi yang namanya serangan jantung tak mengenal waktu dan tempat.

Baca Juga: Serangan jantung renggut suami BCL: Ini cara mudah mendeteksinya, lewat jari kaki

"Sangat sulit yah, harusnya lebih pada kesadaran diri, bila memang sudah lelah jangan paksa terus berkendara, bila sudah ada gejala-gejala, langsung menepi saja. Harusnya orang yang sudah punya riwayat jantung, sejak awal jangan paksa untuk berkendara, baik itu motor atau mobil," kata Jusri.

Editor: Yudho Winarto