1.MOMSMONEY.ID - Kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi selama kehamilan. Hal ini tidak hanya berdampak pada ibu, tetapi juga pada perkembangan janin. Apa saja dampak buruk kekurangan zat besi saat hamil? Zat besi adalah mineral penting yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Selama kehamilan, volume darah ibu meningkat hingga 50% untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Karena peningkatan volume darah ini, kebutuhan zat besi juga meningkat. Tanpa cukup zat besi, ibu mungkin mengembangkan anemia defisiensi zat besi, kondisi di mana tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh.
Baca Juga: Ini Lo Tanda atau Ciri-ciri Air Ketuban Rembes di Rumah Kekurangan zat besi selama kehamilan dapat memiliki beberapa dampak negatif. Bagi ibu, anemia defisiensi zat besi dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan kesulitan berkonsentrasi. Risiko komplikasi selama persalinan juga meningkat, termasuk kehilangan darah yang berlebihan dan infeksi. Selain itu, kekurangan zat besi dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, membuat ibu lebih rentan terhadap infeksi. Efek kekurangan zat besi tidak hanya terbatas pada ibu. Janin juga dapat terpengaruh. Melansir dari
Hello Sehat, berikut ini adalah dampak buruk kekurangan zat besi saat hamil bagi janin: 1. Penghambatan pertumbuhan janin Zat besi memainkan peran krusial dalam metabolisme dan fungsi saraf janin yang mendukung perkembangan otak yang optimal. Janin yang tidak mendapatkan cukup zat besi berpotensi mengalami keterlambatan dalam perkembangan kognitif, kemampuan adaptasi, serta emosi dan sosial. Kekurangan zat besi juga bisa menyebabkan masalah dalam perkembangan motorik dan bahasa.
Baca Juga: 5 Tips Perawatan Wajah yang Aman untuk Ibu Hamil, Hindari Retinol! 2. Risiko kelahiran prematur meningkat Zat besi esensial sejak awal kehamilan, bukan hanya menjelang persalinan. Kekurangan zat besi sejak awal kehamilan tanpa penanganan yang memadai bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur, yang membawa risiko kesehatan tambahan baik untuk ibu maupun janin. 3, Risiko berat badan lahir rendah (BBLR) Nutrisi yang cukup termasuk zat besi sangat menentukan pertumbuhan bayi di dalam kandungan. Ibu hamil yang mengalami defisiensi zat besi berisiko melahirkan bayi dengan BBLR, situasi yang sering terjadi pada kelahiran prematur.
Baca Juga: Waspada! Tekanan Darah Tinggi Berbahaya untuk Ibu Hamil 4. Risiko gangguan kecerdasan janin
Kekurangan zat besi dapat menghambat pengembangan otak janin, meningkatkan risiko gangguan kecerdasan. Bayi yang lahir mungkin akan lebih lambat dalam belajar dan memahami informasi baru akibat kurangnya nutrisi selama masa kehamilan. Itulah uraian terkait dampak buruk kekurangan zat besi saat hamil. Untuk mencegah kondisi ini, ibu hamil disarankan untuk meningkatkan asupan zat besi, mulai dari tambahan 0,8 mg per hari di trimester pertama hingga 7,5 mg per hari di trimester ketiga. Angka Kebutuhan Gizi (AKG) 2019 menyarankan total asupan zat besi harian sebanyak 27 mg. Asupan zat besi bisa diperoleh dari makanan seperti daging ayam, ikan, telur, dan bayam. Memperhatikan kebutuhan nutrisi di setiap tahap kehamilan adalah kunci untuk menjaga kesehatan ibu dan perkembangan janin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rezki Wening Hayuningtyas