KONTAN.CO.ID - Musuh terbesar seorang investor adalah diri sendiri. Mengutip guru investasi Benjamin Graham, para penasehat keuangan sering memberikan petuah ini kepada klien mereka. Nasehat ini, kemudian, diikuti peringatan agar investor menghindari beberapa sifat buruk yang bisa mencelakakan investor. Yang sering disebut adalah sifat tamak, sombong, dan malas. Nasehat itu sering terbukti benar. Baru-baru ini, kita menyaksikan bagaimana banyak investor memborong saham farmasi pelat merah setelah muncul kabar bahwa Bio Farma membawa calon vaksin dari negeri China. Bayangan untung selangit dari tiga saham anak dan cucu Bio Farma; Kimia Farma (KAEF), Indo Farma (INAF), dan Paphros (PEHA); membuat investor kehilangan logika dan memborong saham tiga serangkai itu meski harganya telah melonjak puluhan persen. Sialnya, kenaikan KAEF, INAF, dan PEHA hanya bertahan tiga hari dan langsung diikuti penurunan tajam selama berhari-hari. Alhasil, investor malas dan tamak yang baru ikut membeli belakangan pasti gigit jari. Untung, ketiga saham ini dan investornya tertolong oleh sekring pemutus (auto rejection) yang diterapkan bursa selama pandemi.
Jangan Tamak!
KONTAN.CO.ID - Musuh terbesar seorang investor adalah diri sendiri. Mengutip guru investasi Benjamin Graham, para penasehat keuangan sering memberikan petuah ini kepada klien mereka. Nasehat ini, kemudian, diikuti peringatan agar investor menghindari beberapa sifat buruk yang bisa mencelakakan investor. Yang sering disebut adalah sifat tamak, sombong, dan malas. Nasehat itu sering terbukti benar. Baru-baru ini, kita menyaksikan bagaimana banyak investor memborong saham farmasi pelat merah setelah muncul kabar bahwa Bio Farma membawa calon vaksin dari negeri China. Bayangan untung selangit dari tiga saham anak dan cucu Bio Farma; Kimia Farma (KAEF), Indo Farma (INAF), dan Paphros (PEHA); membuat investor kehilangan logika dan memborong saham tiga serangkai itu meski harganya telah melonjak puluhan persen. Sialnya, kenaikan KAEF, INAF, dan PEHA hanya bertahan tiga hari dan langsung diikuti penurunan tajam selama berhari-hari. Alhasil, investor malas dan tamak yang baru ikut membeli belakangan pasti gigit jari. Untung, ketiga saham ini dan investornya tertolong oleh sekring pemutus (auto rejection) yang diterapkan bursa selama pandemi.