Jangan terlalu cepat akselerasi pertumbuhan ULN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia akhir Oktober 2017 sebesar US$ 341,5 miliar. Angka ini tumbuh 4,8% dibanding bulan yang sama tahun lalu (year on year).

Dari catatan Bank Indonesia (BI), utang jangka panjang mendominasi 86,3%, serta tumbuh 3,9%year on year. Sedangkan utang jangka pendek, tumbuh 10,6% yoy, lebih lambat ketimbang September yang tumbuh 12,6%.

Selain itu, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Oktober 2017 tercatat stabil di kisaran 34%. "Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers," tulis BI. 


Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi mengatakan, angka pertumbuhan 4,8% yoy masih wajar. Rasio utang masih juga masih aman.

“Hanya saja, tetap harus tetap waspada dan jangan terlalu cepat akselerasi pertumbuhan utangnya,” kata Eric kepada Kontan.co.id, Minggu (17/12).

Sebab, menurut Eric, kenaikan ULN berapa pun besarnya selalu ada karena kenaikan ULN artinya eksposure Indonesia terhadap faktor eksternal meningkat, termasuk dari risiko nilai tukar.

Soal struktur ULN Indonesia sendiri, BI mencatat bahwa berdasarkan jangka waktu asal, pada akhir Oktober 2017 masih aman karena tetap didominasi ULN jangka panjang.

ULN berjangka panjang memiliki pangsa 86,3% dari total ULN dan pada akhir Oktober 2017 tumbuh 3,9% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya (3,7% yoy).

Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 10,6% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (12,6% yoy)

Menurut Eric, walau angka pertumbuhannya lebih tinggi, perubahan nominalnya lebih kecil. “Kalau ini yang terjadi, berarti itu karena pengaruh base effect,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto