Jangka panjang, industri mobil listrik berpotensi lambungkan harga nikel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan industri mobil listrik diyakini akan membawa sentimen positif bagi pergerakan harga nikel di tahun 2018. Sebagai bahan baku baterai mobil listrik, permintaan nikel akan meningkat seiring pertumbuhan produksi mobil listrik. Apalagi kini, China tengah memperkuat posisi sebagai produsen mobil listrik.

Kementerian Keuangan China baru saja mengubah aturan bea impor nikel. Pajak katoda nikel dinaikkan dari 1% menjadi 2%. Sebaliknya pajak nikel sulfat dipotong dari 5,5% menjadi 2%. Nikel sulfat selama ini memang banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan baterai mobil listrik.

“Kebijakan China yang memberlakukan tarif impor memang disengaja untuk memicu produksi,” ungkap Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoind Futures.


Selain itu sentimen positif lainnya juga datang dari rencana Honda untuk memulai produksi mobil listrik yang diberi nama Urban EV. Pemesanan produk ini diperkirakan bisa dimulai pada awal tahun 2019.

Asal tahu saja, mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Kamis (8/3) harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) tercatat melemah 2,35% ke level US$ 13.270 per metrik ton. Sedangkan jika dibandingkan sepekan sebelumnya harganya hanya melemah 1,41%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat