Jangka panjang, prospek kilau emas masih meredup



JAKARTA. Penguatan harga emas yang terjadi menyusul gejolak ekonomi di Yunani diduga masih terbatas. Analis melihat jangka panjang harga emas masih akan tertekan.

Meski Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menduga kenaikan emas bisa semakin tajam mendekati tenggat waktu utang Yunani Selasa (30/6), namun hingga akhir 2015 harga emas belum mampu melepaskan beban negatif yang berasal dari kekuatan USD di pasar.

“Rilis data ekonomi AS terus membaik membuka peluang kenaikan The Fed rate akhir tahun semakin terbuka,” kata Christian. Peluang kenaikan The Fed rate juga didukung oleh pernyataan Gubernur The Fed bagian Kansas Jerome Powell yang bernada hawkish pada Kamis (25/6) lalu.


Buruknya perekonomian Eropa juga di satu sisi menguntungkan posisi USD. Positifnya keadaan ini membuat index USD terus melambung dan menekan harga komoditas termasuk emas. Tercatat Jumat (26/6) index USD merangkak naik 0,30% di level 95,47.

Senada, Alwy Assegaf Analis SoeGee memprediksi rebound emas karena faktor Yunani bergerak dalam range yang terbatas. Setiap rilis data ekonomi AS terus memukul harga emas. Ditambah lagi, Alwy menilik secara historis ECB tidak akan membiarkan Yunani terkatung-katung tanpa mampu membayar utangnya.

“ECB pun sebenarnya jelas tidak ingin kehilangan Yunani karena itu bisa menganggu stabilitas perekonomian Zona Eropa,” kata Alwy Assegaf, Analis SoeGee Futures. Dikhawatirkan jika Yunani meninggalkan kewajiban utangnya dan keluar dari Zona Eropa, akan banyak negara Eropa lainnya yang mengikuti jejak Yunani.

Dugaan antisipasi ECB ini diperkirakan Alwy akan membuat permasalahan Yunani segera berujung. “Setelah masalah Yunani berujung hampir bisa dipastikan tidak ada katalis positif bagi harga emas hingga akhir tahun 2015,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie