Jangka pendek, yen berpeluang melemah



JAKARTA. Nilai tukar yen kembali melemah seiring semakin kuatnya ekspektasi pemerintah Jepang akan mengambil langkah untuk menahan penguatan mata uangnya. Selama tiga hari terakhir yen bertahan di level ¥ 84 per dolar AS, pasca penguatannya ke ¥ 83, 90 per dolar AS, Selasa (24/8) lalu. Hari ini, hingga pukul 13.20 WIB, yen bertengger di ¥ 84,74 per dolar AS.

PM Naoto Kan mengumumkan siap melakukan langkah tegas untuk menangani penguatan mata uang jika diperlukan.
Marito Ueda, Marketing Direktur FXPrime Corp, di Tokyo, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (27/8), menyebut perlunya pembuat kebijakan Jepang melakukan sesuatu untuk menunjukkan kepada market tekad mereka terhadap yen. "Tapi ada risiko bagi mata uang untuk kembali naik jika Kan mengecewakan pasar," ujar Ueda.
Di sisi lain, dolar cenderung melemah di tengah spekulasi Federal Reserve akan memberi sinyal mempertahankan kebijakan suku bunga mendekati nol. Dolar diperkirakan masih akan melemah dengan prediksi Produk Domestik Bruto AS kuartal kedua akan direvisi turun menjadi 1,4%, dari sebelumnya 2,4%. Memburuknya fundamental AS dapat mendorong The Fed mempermudah kebijakan moneter lebih lanjut.
Mika Martumpal, analis PT Bank Commonwelath menyebut secara teknikal, tren pergerakan yen masih mungkin menguat terhadap dolar. Tapi, akan terjadi koreksi dulu sebelum kembali menguat. Itu, sebabnya, beberapa hari terakhir, yen melemah, apalagi isu intervensi untuk menahan penguatan yen semakin kuat.
Pekan nanti, Mika memprediksi yen akan kembali menguat dan bergerak di kisaran ¥ 80-86 per dolar AS. Menurutnya, tingkat suku bunga Yen masih relatif stabil dan menarik dibanding dolar. Kalaupun intervensi langsung dilakukan dengan membeli dolar dan menjual yen, hanya mungkin melemahkan yen ke ¥ 86 per dolar AS. Sebaliknya, kalau intervensi tidak terjadi, maka berpotensi ke ¥ 80 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Uji Agung Santosa