KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Donald Trump menang dalam pemilihan presiden AS ke-47, mengalahkan Kamala Harris dalam pemilihan yang penuh ketegangan. Partai Republik di bawah kepemimpinannya berhasil mencapai ambang batas 270 suara electoral, memastikan kemenangan mereka. Sebagai presiden terpilih, Trump bersama wakil presiden terpilih, JD Vance, akan dilantik pada 6 Januari di Washington D.C.
Dengan dukungan terbuka dari tokoh-tokoh terkenal seperti Elon Musk dan Kanye West, Trump telah menyusun agenda kebijakan ambisius untuk masa jabatannya.
Baca Juga: Sosok-Sosok yang Berpotensi Masuk Kabinet Donald Trump, Elon Musk Salah Satunya Dikutip dari
unilad.com, berikut ini adalah beberapa janji utama yang disampaikan Trump dalam kampanyenya.
Cryptocurrency: Menjadikan AS sebagai “Pusat Kripto Dunia”
Trump telah berjanji untuk memposisikan AS sebagai “ibu kota kripto dunia.” Dalam konferensi cryptocurrency pada bulan Juli, Trump berkomitmen untuk mempertahankan cadangan bitcoin pemerintah federal yang didapat dari aset-aset yang disita. Langkah ini, menurut Trump, akan menjaga AS sebagai pemain utama dalam dunia cryptocurrency. Kebijakan ini berdampak langsung pada harga Bitcoin, yang mencatat rekor tertinggi mencapai lebih dari US$75.000 pada 6 November, dan para analis memprediksi nilainya bisa melampaui US$125.000 dalam waktu dekat.
Ekonomi dan Perpajakan: Janji Menurunkan Inflasi
Trump mengklaim akan “mengakhiri inflasi” dan berjanji untuk menurunkan suku bunga, meskipun pengendalian suku bunga bukan wewenangnya. Ia juga berencana untuk menaikkan pajak impor sambil mengurangi pajak domestik secara besar-besaran dengan nilai triliunan dolar.
Baca Juga: Trump Menang Pilpres, Bitcoin Kembali Dekati Level US$ 75.000 Kebijakan ini akan difokuskan pada pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan pajak impor dan pengurangan beban pajak.
Hak Perempuan: Kebijakan Kontroversial
Selama kampanyenya, Trump menghindari desakan untuk melarang aborsi secara nasional, meskipun sebelumnya ia mendukung pembatalan putusan Roe v. Wade pada 2022 yang berdampak pada pembatasan aborsi di berbagai negara bagian. Selain itu, Trump menyatakan bahwa ia akan menawarkan perawatan fertilisasi in vitro (IVF) gratis bagi wanita yang mengalami kesulitan memiliki anak.
Kebijakan Imigrasi: Rencana Deportasi dan Pembangunan Tembok
Trump berencana melanjutkan kebijakan pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko yang tertunda saat ia kalah dari Joe Biden pada 2020. Ia juga telah menyatakan niatnya untuk menggunakan Undang-Undang Pemberontakan guna melibatkan militer dalam penegakan keamanan di perbatasan.
Baca Juga: Donald Trump Terpilih Kembali sebagai Presiden AS, Lebih Dipercaya Urus Ekonomi Selain itu, Trump ingin meluncurkan “program deportasi terbesar dalam sejarah” yang dapat mempengaruhi hingga 11 juta imigran ilegal, dengan perkiraan biaya mencapai US$968 miliar. Ia juga berencana menghidupkan kembali “larangan perjalanan bagi Muslim” yang memblokir masuknya warga dari negara-negara mayoritas Muslim.
Kebijakan Luar Negeri: Pendekatan Baru terhadap Konflik Global
Trump mengkritik kebijakan pemerintahan Biden dalam mendukung Ukraina dan berjanji untuk mengevaluasi kembali pendekatan AS terhadap konflik ini. Dalam konflik Timur Tengah, terutama mengenai Israel, Trump mengancam akan mencabut visa bagi mahasiswa asing yang terlibat dalam protes pro-Palestina di AS, sebagai langkah melawan “radikalisme anti-Amerika dan anti-Semit.”
Lingkungan: Fokus pada Udara dan Air Bersih
Trump, yang sebelumnya menyebut perubahan iklim sebagai “tipuan yang mahal,” kali ini berjanji untuk memastikan udara dan air yang lebih bersih bagi rakyat AS.
Baca Juga: Langkah Cepat Kamala Harris Menuju Gedung Putih, Ini Alasan Mengapa Ia Gagal Ia berencana menghentikan pembangunan ladang angin lepas pantai dan membuka industri minyak AS guna menjadikan energi di Amerika lebih terjangkau. Dengan agenda kebijakan yang penuh kontroversi ini, Trump tampaknya akan menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan janji-janji tersebut.
Editor: Handoyo .