Janji Nurhaida jika terpilih kembali jadi DK OJK



JAKARTA. Pasar modal Indonesia diharapkan bisa menjadi salah satu industri keuangan yang bisa memberikan kontribusi untuk perekonomian Tanah Air. Pasar modal Indonesia yang saat ini memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp 6.250 triliun, diharapkan bisa terus berkembang. Pasalnya, baru 4,4% penduduk Indonesia yang baru memahami industri ini.

Lalu, apa yang dijanjikan Nurhaida yang merupakan calon petahana Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) periode 2017-2022 dalam menghadapi tantangan ini?

Dalam Fit and Proper Test (FPT) Calon DK OJK oleh Komisi XI DPR RI, Nurhaida mengatakan akan meneruskan program yang telah ia jalankan untuk pasar modal saat ini dan melakukan sejumlah program inovasi untuk mengembangkan pasar modal di Indonesia.


"Untuk mendorong pasar modal sebenarnya sudah ada arah pengembangan ke depan dimasukkan ke masterplan sektor jasa keuangan di Indonesia tahun 2015-2019. Beberapa sudah dilaksanakan dan ini sifatnya berkelanjutan. Jadi perlu di follow up terus untuk mengembangkan pasar modal di Indonesia," ujarnya di Komisi XI DPR RI,Selasa malam (6/6).

Nuhaida juga berjanji, jika ia kembali terpilih menjadi Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, dirinya akan menjalankan empat program unggulan untuk mengembangkan pasar modal di Indonesia.

Pertama, ia akan mempercepat proses penawaran umum di OJK. Dia menyontohkan, debitur besar perbankan di atas Rp 1 triliun didorong untuk masuk ke pasar modal. Ia juga akan mendorong BUMN dan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk masuk ke pasar modal. Selain itu, Nurhaida akan mendorong penerbitan obligasi daerah yang selama ini masih terkendala.

Kedua, mendorong pengembangan produk investasi. Menurutnya, selain obligasi dan saham, ada produk pasar modal yang bisa digunakan untuk pembiaayan. Ada efek beragun surat pertisipasi (EBSP) yang ditujukan untuk penyediaan dana perumahan. Ada juga efek beragun aset yang bisa dibangun mempunyai sekuritisasi terhadap feature cash flow. Selanjutnya ada reksadana penyertaan terbatas (RDPT).

Ketiga, mengembangkan pasar modal syariah. Menurutnya, potensi syariah pasar modal syariah cukup besar namun saat ini baru 5% dari jumlah pasar modal Indonesia.

Keempat, melakukan beberapa pengembangan antara lain aturan pengembangan pasar modal, promosi dan edukasi. Sinergi dengan instansi terkait salah satunya dengan Ditjen pajak untuk mendapatkan insentif. Kemudian, meningkatkan suplai dan demand, peningkatan SDM dan teknologi informasi.

Untuk itu, ia menargetkan sepanjang masa jabatan barunya di tahun 2017-2022 akan ada penambahan 180 emiten baru 12 EBA (efek beragun aset dan DIREI baru), 20 ribu wakil perantara pedagang efek dan wakil agen efek penjual reksadana, 1.000 agen perantara pedagang efek, 200 agen penjual efek reksadana dan gerai reksadana, 50 izin penelitian dan lembaga pendidikan khusus dibidang pasar modal.

"Sehinga dengan strategi ini diharapkan akan menambah 5 juta investor dalam lima tahun ke depan untuk kita bisa realisasikan," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie