Januari 2018, kredit bank di China tumbuh lima kali lipat



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Penyaluran kredit di China melaju kencang pada bulan pertama di tahun 2018. Kondisi tersebut ditopang upaya Pemerintah China mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang solid, tanpa mengesampingkan risiko utang.

Seperti diberitakan Reuters, Selasa (13/2), mengutip keterangan Bank Sentral China, nilai kucuran kredit baru perbankan pada bulan Januari 2018 saja mencapai CNY 2,9 triliun (US$ 458,3 miliar). Jumlah ini memecahkan rekor yang tercipta pada Januari 2016. Pada saat itu  penyaluran kredit baru mencapai CNY 2,51 triliun.

Kredit baru yang tercipta di Januari 2018, melonjak hampir lima kali lipat dari perolehan Desember 2017 yang sebesar CNY 584,4 miliar. Adapun survei Reuters terhadap para analis tentang prospek kredit perbankan China pada Januari 2018, sedikit banyak sudah menggambarkan potensi lonjakan tersebut, dengan memprediksikan kredit sebanyak CNY 2 triliun.


Permintaan kredit pada Januari 2018 tumbuh pesat di segmen rumah tangga (household) dan korporasi, khususnya bagi pembiayaan konsumsi dan investasi. Nie Wen, ekonom Hwabao Trust di Shanghai menyebutkan, investasi swasta, khususnya dibidang manufaktur meroket karena permintaan global yang lebih kuat. "Sedangkan permintaan kredit rumah tangga ditopang pesatnya permintaan properti," tutur Nie Wen seperti dikutip Reuters.

Sebagai gambaran, pinjaman korporasi di China pada Januari 2018 melonjak menjadi sebanyak CNY 1,78 triliun, dari bulan Desember 2017 yang sebanyak CNY 243,2 miliar. Sedangkan kredit rumah tangga meningkat menjadi CNY 901,6 miliar dari bulan Desember 2017 yang sebesar CNY 329,4 miliar.

Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2017, total pinjaman baru di China tercatat senilai CNY 13,53 triliun, tumbuh 7% dari penyaluran kredit baru pada tahun 2016.

Asal tahu saja, saat ini masuk tahun kedua Pemerintah China memberlakukan aturan ketat mengenai aktivitas keuangan yang berisiko. Hal tersebut mengakibatkan perkembangan aktivitas shadow banking di China kian terbatas. Analis meyakini, pihak berwenang China akan terus fokus mengawasi utang pemerintah daerah, korporasi dan rumah tangga sehingga tercipta stabilitas ekonomi yang solid.

Editor: Wahyu T.Rahmawati