JAKARTA. Rupanya ponsel ikut menyumbang defisit perdagangan Indonesia dan China pada kuartal pertama tahun ini. Kementerian Perdagangan (Kemdag) mencatat, realisasi impor ponsel dengan jaringan telepon maupun wireless membengkak hampir seratus persen sepanjang Januari hingga April 2010 lalu. Pemicunya adalah permintaan dari dalam negeri yang tinggi.Nilai realisasi impor ponsel selama periode Januari-April 2010 mencapai US$ 447,9 juta, atau naik 96,9% dari periode yang sama tahun 2009 yang hanya mencatatkan nilai impor US$ 227,4 juta. Melesatnya nilai impor ini terbilang mencengangkan. Pasalnya, angka tersebut melampaui nilai impor ponsel tertinggi selama ini, yaitu US$ 269,5 juta pada tahun 2007. Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perdagangan Kemdag, Muchtar, ponsel merupakan barang yang belum jamak diproduksi di dalam negeri. Dus, ponsel masih dipasok dari luar negeri, termasuk China. "Wajar jika ada kenaikan impor karena industri di dalam negeri tidak berkembang," kata Muchtar, akhir pekan lalu. Daya beli masyarakat yang membaik juga memicu permintaan ponsel di pasar dalam negeri. Itu sebabnya, impor ponsel pun menjadi tak terbendung. Ditambah lagi, importir juga mulai mengantisipasi naiknya permintaan ponsel menjelang hari raya. Dus, industri maupun importir mulai menambah persediaan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Januari-April 2010, Impor Ponsel Naik 96,6%
JAKARTA. Rupanya ponsel ikut menyumbang defisit perdagangan Indonesia dan China pada kuartal pertama tahun ini. Kementerian Perdagangan (Kemdag) mencatat, realisasi impor ponsel dengan jaringan telepon maupun wireless membengkak hampir seratus persen sepanjang Januari hingga April 2010 lalu. Pemicunya adalah permintaan dari dalam negeri yang tinggi.Nilai realisasi impor ponsel selama periode Januari-April 2010 mencapai US$ 447,9 juta, atau naik 96,9% dari periode yang sama tahun 2009 yang hanya mencatatkan nilai impor US$ 227,4 juta. Melesatnya nilai impor ini terbilang mencengangkan. Pasalnya, angka tersebut melampaui nilai impor ponsel tertinggi selama ini, yaitu US$ 269,5 juta pada tahun 2007. Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perdagangan Kemdag, Muchtar, ponsel merupakan barang yang belum jamak diproduksi di dalam negeri. Dus, ponsel masih dipasok dari luar negeri, termasuk China. "Wajar jika ada kenaikan impor karena industri di dalam negeri tidak berkembang," kata Muchtar, akhir pekan lalu. Daya beli masyarakat yang membaik juga memicu permintaan ponsel di pasar dalam negeri. Itu sebabnya, impor ponsel pun menjadi tak terbendung. Ditambah lagi, importir juga mulai mengantisipasi naiknya permintaan ponsel menjelang hari raya. Dus, industri maupun importir mulai menambah persediaan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News