Januari, Christie Mulai Melakukan Perombakan Perusahaan



LONDON. Pada Januari mendatang, Christie International akan mengumumkan reorganisasi perusahaannya. Hal ini dilakukan seiring semakin melempemnya permintaan akan barang-barang seni akibat krisis finansial global.

Pada awal bulan ini, Christies bilang, pihaknya akan mereview rencana strategis karena pelemahan ekonomi dan hasil lelang yang mengecewakan pada musim gugur kemarin. Tidak hanya Christie, sang pesaing utama Sotheby juga mengalami kondisi serupa. Bahkan Sothebys sudah lebih dulu mengumumkan pemecatan karyawan.

“Kami akan mengumumkan reorganisasi perusahaan pada bulan Januari nanti. Untuk saat ini, kami tidak bisa menceritakan lebih jauh tentang detailnya,” ujar manajemen Christies melalui email kepada Bloomberg.


Saat ini, Christie sudah melakukan konsolidasi terhadap departemen anggur (wine) dan bukunya yang berbasis di London serta menutup unit senjata olahraga. Atas penerapan kebijakan ini, lima karyawan pun dirumahkan.

Ketika dikonfirmasi mengenai rumor akan adanya rencana Francois Pinault yang berencana menjual Christie, balai lelang terbesar di Amrik itu menolak memberikan komentar. Asal tahu saja, Pinault melalui induk usahanya Artemis SA, membeli Christie pada Mei 1998 senilai US$ 1,2 miliar.

Meskipun Christies mampu mencapai rekor target senilai 16,4 juta poundsterling atau US$ 24,4 juta, namun tingkat penjualan benda-benda seni terus menunjukkan tren penurunan.

Jika Christies tengah melakukan penghematan, sebaliknya, balai lelang seni dan desain kontemporer Phillips de Puru & Company mengatakan pihaknya berencana melakukan penambahan jumlah armada kerjanya.

“Sebagai bagian dari review perusahaan dan meningkatkan pertumbuhan perusahaan, Phillips de Pury & Company akan menganalisa posisi staf-staf yang ada saat ini dan berencana merekrut tenaga baru untuk ditempatkan di beberapa lokasi yang akan dilakukan pengembangan. Saat ini, kami tidak mengumumkan adanya pemangkasan besar-besaran dalam jumlah staf,” jelas manajemen Phillips de Pury.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie