JAKARTA. Turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate belum berimbas pada ramainya penerbitan obligasi. Penerbitan obligasi pada Januari 2016 hanya tercatat Rp 850 miliar atau turun Rp 4,5 triliun dibandingkan Desember 2015 yang sebesar Rp 5,35 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan nilai penerbitan baru di bulan Januari 2015 yang tercatat sebesar Rp 1,77 triliun. Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Roby Rushandie emiten masih wait and see menerbitkan obligasi. Penyebabnya, terdapat ekspektasi BI rate masih akan melanjutkan penurunan sehingga biaya dana atau cost of fund menerbitkan obligasi korporasi bisa lebih rendah. Dia memprediksi BI rate berpeluang kembali turun sekitar 25 basis poin seiring masih terjaganya laju inflasi. "Juga menanti stabilnya kondisi pasar keuangan karena masih banyaknya risiko dari faktor internal," ujar Roby.
Januari, penerbitan obligasi korporasi Rp 850 M
JAKARTA. Turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate belum berimbas pada ramainya penerbitan obligasi. Penerbitan obligasi pada Januari 2016 hanya tercatat Rp 850 miliar atau turun Rp 4,5 triliun dibandingkan Desember 2015 yang sebesar Rp 5,35 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan nilai penerbitan baru di bulan Januari 2015 yang tercatat sebesar Rp 1,77 triliun. Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Roby Rushandie emiten masih wait and see menerbitkan obligasi. Penyebabnya, terdapat ekspektasi BI rate masih akan melanjutkan penurunan sehingga biaya dana atau cost of fund menerbitkan obligasi korporasi bisa lebih rendah. Dia memprediksi BI rate berpeluang kembali turun sekitar 25 basis poin seiring masih terjaganya laju inflasi. "Juga menanti stabilnya kondisi pasar keuangan karena masih banyaknya risiko dari faktor internal," ujar Roby.