Januari, penyaluran kredit di Maluku tumbuh 9,66%



AMBON. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku Bambang Hermanto mengatakan, pada Januari 2017, penyaluran kredit perbankan di daerah ini meningkat 9,66% dibandingkan periode yang sama tahun 2016.

"Peningkatan penyaluran kredit di Maluku ditopang peningkatan kredit pada beberapa sektor ekonomi," kata Bambang di Ambon, Kamis (6/4).

Namun, lanjut Bambang, dibanding posisi Desember 2016, penyaluran kreditĀ  Januari 2017 sedikit melambat. Tercatat pada Desember 2016, pertumbuhan penyaluran kreditĀ  mencapai 9,72%.


Dilihat dari penyaluran kredit per sektor ekonomi, pada Januari 2017, penyaluran kredit pada sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan naik signifikan sebesar 49,75% menjadi Rp 102 miliar dari periode yang sama tahun 2016 senilai Rp 68 miliar.

Pertumbuhan sektor pertanian ini termasuk yang paling tinggi bersama dua sektor produktif lainnya, yakni sektor pertambangan dan penggalian 58,26%, dan sektor jasa pendidikan 63,86%.

Sedangkan, jika dilihat secara nominal, peningkatan terbesar terjadi pada sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp 77,88 miliar dengan pangsa terbesar mencapai 20,51% dari total kredit.

Namun, lanjut Bambang, secara keseluruhan pertumbuhan penyaluran kredit di Provinsi Maluku masih tergantung pada penyaluran kredit konsumtif yang meningkat sebesar Rp 786,21 miliar atau tumbuh 13,28% year on year (yoy). Pangsa pasar kredit ini mencapai 69,85% dari total kredit.

Penyaluran kredit perbankan berlangsung dengan kualitas kredit yang tetap terjaga. Dari risiko kredit, per Januari 2017 rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) tercatat sebesar 1,51% atau di bawah nasional yang tercatat 3,09%.

Sebelumnya, Ketua OJK Muliaman D Hadad mengatakan, target nasional pertumbuhan kredit perbankan diharapkan bisa mencapai 12% pada akhir tahun ini. Karena itu, perbankan perlu terus didorong dan peranan pemerintah daerah diperlukan untuk memberikan kemudahan berusaha dan suasana bisnis yang kondusif, sehingga dapat lebih menggerakkan sektor riil agar penyerapan kredit dapat lebih besar.

(Shariva Alaidrus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini