KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar modal tanah air mengenal fenomena January effect, yakni momentum menguatnya harga-harga saham di bulan Januari. Januari efek ini melanjutkan fenomena windows dressing yang terjadi di akhir tahun. Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama melihat, January effect masih memungkinkan untuk terjadi pada awal tahun depan. Hal ini seiring dengan ekspektasi pelaku pasar yang optimistis dalam mengawali pergantian tahun. Beberapa sentimen pun dinilai bisa menjadi pendorong IHSG. Serapan dari dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) di akhir tahun, data inflasi, serta data purchasing manager’s index (PMI) manufaktur dinilai dapat menjadi pemicu bagi pergerakan IHSG di awal Januari tahun depan. Survei IHS Markit menunjukkan angka PMI manufaktur Indonesia naik menjadi 50,6 pada November 2020 dari sebelumnya di level 47,8 pada Oktober 2020.
January effect masih berpotensi terjadi tahun depan, ini pendorongnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar modal tanah air mengenal fenomena January effect, yakni momentum menguatnya harga-harga saham di bulan Januari. Januari efek ini melanjutkan fenomena windows dressing yang terjadi di akhir tahun. Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama melihat, January effect masih memungkinkan untuk terjadi pada awal tahun depan. Hal ini seiring dengan ekspektasi pelaku pasar yang optimistis dalam mengawali pergantian tahun. Beberapa sentimen pun dinilai bisa menjadi pendorong IHSG. Serapan dari dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) di akhir tahun, data inflasi, serta data purchasing manager’s index (PMI) manufaktur dinilai dapat menjadi pemicu bagi pergerakan IHSG di awal Januari tahun depan. Survei IHS Markit menunjukkan angka PMI manufaktur Indonesia naik menjadi 50,6 pada November 2020 dari sebelumnya di level 47,8 pada Oktober 2020.