TOKYO. Perusahaan-perusahaan Jepang membidik ekspansi ke luar negeri di saat kondisi ekonomi dalam negeri sulit. Strategi ini dilakukan untuk memperbesar keuntungan dan jangkauan bisnis. Paling baru, raksasa finansial Japan Post Holding Co Ltd meluncurkan strategi ekspansi global. Japan Post akan membeli perusahaan pengiriman dan logistik asal Australia, Toll Holdings Ltd senilai A$ 6,5 miliar atau setara sekitar US$ 5,1 miliar. Kesepakatan itu diteken, Rabu lalu (18/2). Menurut kesepakatan kedua pihak, Toll akan tetap mempertahankan nama dan manajemen yang ada saat ini.
Lewat akuisisi ini, Japan Post akan menjangkau 55 negara dan akan menjadi salah satu pemain bisnis logistik besar global. Aksi korporasi Japan Post ini merupakan jawaban atas kritik bahwa perusahaan finansial ini tidak menarik di mata investor. Apalagi, bisnis jasa pos dalam negeri terus menurun. "Akuisisi ini merupakan satu langkah kami menjadi perusahaan logistik global," kata Taizo Nishimuro, Presiden Japan Post Holding. Dengan akuisisi ini, Japan Post akan menjadi perusahaan logistik terbesar kelima dari sisi pendapatan. Saat ini, Japan Post memiliki total aset sekitar ¥ 295 triliun atau setara US$ 2,47 triliun. Total aset ini termasuk bisnis pos dalam negeri, perbankan dan asuransi. Bisnis perbankan Japan Post menduduki peringkat ke-17 di dunia. Bisnis perbankan Japan Post juga terdiri dari joint operation di beberapa negara Asia.
Manajemen Toll menilai, tawaran Japan Post di harga A$ 9,04 per saham ini sangat menarik dan sepakat merekomendasikan akuisisi bagi para pemegang sahamnya. "Kedua perusahaan akan menjadi kombinasi yang sangat kuat dan menjadi perusahaan logistik terbesar kelima dunia," kata Ray Horsburgh, Chairman Toll Holdings dalam pernyataannya. Menurut para pengamat, sebenarnya bisnis Toll sedang masuk masa suram. Perusahaan berusia 127 tahun ini mencetak penurunan laba hingga 22% pada semester pertama. Toll tengah merestrukturisasi dan bersiap menjual aset karena ekspansi di Asia malah merosot. Tahun lalu, Toll mengatakan akan menjual sekitar A$ 100 juta aset. "Prospek pertumbuhan Toll di Asia sangat tergantung pada logistik komoditas yang saat ini sangat tertekan," kata David Fraser, analis Shaw Stockbroking. Angus Gluskie, Manajer Portofolio White Funds Management mengatakan, kinerja Toll dalam enam hingga tujuh tahun terakhir kurang menarik dan jauh dari bagus. "Jadi, Japan Post akan mencari cara pengelolaan aset Toll untuk mendapatkan hasil lebih baik," kata Gluskie.
Editor: Yudho Winarto