Japfa siapkan capex dua kali lipat pada tahun ini



JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) menyiapkan belanja modal (capex) tahun 2017 sebesar Rp 1,5 triliun atau setara US$ 112 juta. Jumlah ini dua kali lipat lebih besar dibandingkan capex tahun 2016 lalu yang sekitar Rp 787 miliar. Peningkatan jumlah capex tahun ini didorong oleh meningkatnya laba bersih perusahaan tahun 2016.

Vice President Director Japfa, Bambang Budi Hendarto menjelaskan rincian pembagian anggaran capex tahun ini. Sebanyak Rp 270 miliar akan digunakan untuk pembangunan alat pengering (dryer) jagung, silo dan gudang di beberapa daerah, terutama daerah sentra produksi jagung dan area feedmil Japfa, seperti Grobogan, Brebes, dan Lampung.

 “Hal ini sesuai arahan pemerintah, agar kami memperbesar kapasitas penyerapan jagung karena pemerintah sedang menggalakan program swasembada jagung,” terang Bambang, pekan lalu.


Sebanyak Rp 500 miliar akan digunakan untuk membangun, memperluas, dan menambah fasilitas baru rumah potong ayam. Rencananya, terdapat tiga rumah potong ayam baru yang akan dibangun, diantaranya terdapat di Padang, Balikpapan, dan Yogyakarta.

Sedangkan perluasan kapasitas dan penambahan fasilitas baru akan diberikan kepada sembilan rumah potong ayam Japfa yang telah beroperasi, seperti di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Jadi, pada tahun ini Japfa menargetkan 12 rumah potong ayam beroperasi.

Bambang mengutarakan pembangunan rumah potong ayam ini juga sejalan dengan himbauan dan arahan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kemtan). “Arahan ini ditujukan untuk semua integrator atau pengusaha peternakan ayam besar. Kami diwajibkan untuk membangun rumah potong ayam dengan fasilitas house farming,” ungkapnya.

Para integrator diharuskan membangun dan memperbesar kapasitas penampungan dan rumah potong ayam, sehingga tidak semua ayam dipasok langsung ke pasar tradisional. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan konflik di kalangan peternak ayam.

Sedangkan sisanya akan digunakan untuk perbaikan breeding farm, pembangunan kandang ayam baru, serta perluasan bisnis dan produksi di bidang perikanan dan peternakan sapi. Pembangunan beberapa kandang ayam baru bertujuan untuk mengembangkan commercial farm milik Japfa.

“Ada beberapa breeding farm kami umurnya sudah lama sekali, sekitar 30 tahun. Jadi mau tidak mau harus direnovasi. Renovasinya hampir semua karena sudah tidak layak lagi,” kata Bambang. Anggaran capex tahun ini akan dipenuhi lewat internal cashflow.

Pada tahun 2016 lalu, Japfa berhasil membukukan total laba bersih sejumlah Rp 2,17 triliun. Jumlah ini meningkat sekitar empat kali lipat dibandingkan laba bersih pada tahun 2015 yang mencapai Rp 524 miliar.

Direktur Keuangan Japfa, Marcus Koesbyanto Setyadharma menjelaskan jika peningkatan laba bersih Japfa tahun lalu dipengaruhi oleh penguatan rupiah dan penjualan properti Japfa yang ada di Australia. “Dari penjualan properti di Australia, kami membukukan keuntungan kurang lebih Rp 270 miliar,” terang Marcus.

Ia juga mengatakan jika pihaknya melakukan efisiensi cukup tinggi, terutama dibidang perunggasan (poultry). Produktivitas di bidang perunggasan juga meningkat cukup signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto