JAKARTA. Belum juga genap satu bulan, PT Jaya Proteksi (Japro) Takaful beroperasi, manajemen sudah tergiur untuk mengepakkan sayap bisnisnya lebih lebar. Tak tanggung-tanggung, anak usaha PT Asuransi Japro ini berencana membidik tiga pasar asuransi sekaligus. Ketiganya adalah alat berat, kebakaran, dan kecelakaan diri. Sampai saat ini, Japro Takaful masih mempersiapkan diri demi mencapai targetnya. Rencananya, bisnis jaminan resiko baru Japro Takaful dapat beroperasi November 2010 atau paling lambat sebelum tutup tahun ini. Adapun tujuan dari perluasan pasar adalah demi menggenjot target premi sepanjang tahun ini. “ Sebesar 30% dari total premi yang dikantongi Japro Takaful di penghujung tahun nanti diharapkan diperoleh dari premi asuransi alat berat, kebakaran, dan kecelakaan diri,” ujar Direktur Utama Japro Takaful Yudha Pratama kepada KONTAN, Senin (6/9).
Sedangkan, sebesar 70% penerimaan premi lainnya, lanjut Yudha, tetap mengandalkan fokus utama bisnis Japro Takaful, yakni asuransi kendaraan bermotor. Strategi ini meniru sang induk, PT Japro yang sukses menggarap produk serupa. Asal tahu saja, Japro Takaful baru beroperasi pertengahan Agustus 2010 lalu. Kementerian Keuangan (Kemkeu) baru menerbitkan izin usaha berbasis syariah perusahaan ini pada 3 Agustus 2010. Nah, sejak beroperasinya hingga akhir tahun nanti, Japro Takaful mematok perolehan premi sebesar Rp 60 miliar.Target ini, kata Yudha, cukup realistis mengingat tingginya permintaan asuransi berbasis syariah dari rekanan perusahaan induknya. “Jadi, Japro Takaful mendapat limpahan dari pasar bisnis Japro yang menginginkan asuransi berbasis syariah,” imbuh dia.