KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) telah memilih segmen pekerja informal atau gig economy sebagai fokus nasabah. Bank digital milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ini melihat bank konvensional lebih memilih memberikan akses keuangan bagi pekerja formal. Direktur Utama Bank Raya Kaspar Situmorang melihat terdapat masalah pada para pekerja informal lantaran tidak memiliki agunan alias unsecured. Ia menilai dalam penyaluran kredit yang unsecured ini, Bank Raya berkolaborasi dengan big data dan platform based dalam melakukan analisis dan mitigasi risiko. “Model yang kami buat ialah platform, webview, atau application programming interface (API) Bank Raya kami tempel pada platform orang lain. Sehingga, pencairan kami di bawah 10 menit, tenornya 7 hari, dan ticket size maksimum Rp 25 juta dengan fee yang besar,” ujarnya dalam keterbukaan informasi pada Selasa (20/9).
Jarang Dilirik, Bank Raya Sebut NPL Kredit ke Pekerja Informal Hanya 0,05%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) telah memilih segmen pekerja informal atau gig economy sebagai fokus nasabah. Bank digital milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ini melihat bank konvensional lebih memilih memberikan akses keuangan bagi pekerja formal. Direktur Utama Bank Raya Kaspar Situmorang melihat terdapat masalah pada para pekerja informal lantaran tidak memiliki agunan alias unsecured. Ia menilai dalam penyaluran kredit yang unsecured ini, Bank Raya berkolaborasi dengan big data dan platform based dalam melakukan analisis dan mitigasi risiko. “Model yang kami buat ialah platform, webview, atau application programming interface (API) Bank Raya kami tempel pada platform orang lain. Sehingga, pencairan kami di bawah 10 menit, tenornya 7 hari, dan ticket size maksimum Rp 25 juta dengan fee yang besar,” ujarnya dalam keterbukaan informasi pada Selasa (20/9).