JAKARTA. PAT Jasa Angkasa Semesta (JAS) berencana menambah pelayanan jasa penerbangan alias ground handling service (GHS) baru di 10 bandar udara yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, perusahaan yang didelesting Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 Desember 2010 tersebut baru menyediakan GHS di 11 bandar udara, seperti Jakarta, Jogjakarta, Medan dan Balikpapan.Sekretaris Perusahaan Jasa Angkasa Semesta Ardjuna Sitorus menjelaskan, besarnya peluang usaha jasa penerbangan di Indonesia dengan jumlah bandara mencapai 150 bandara menjadi alasan utama aksi korporasi ini. Apalagi, peningkatan jumlah penerbangan belakangan ini mengharuskan setiap maskapai mengikuti standar pelayanan jasa yang memiliki peralatan lengkap. Maklum, beberapa bandar udara yang masih mengandalkan GHS lokal masih jauh dari standar nasional.“Itu target dalam lima tahun ke depan,” timpal Patria Bayuaji, General Manager JAS, Selasa (8/6). Artinya, setiap tahunnya, Jas akan menambah layanan jasa penerbangan di dua bandara. Setiap penyediaan jasa penerbangan di tiap bandara menghabiskan dana sekitar Rp 10 miliar. Dus, JAS harus mengantongi dana sekitar Rp 100 miliar untuk merealisasikan rencana ini. “Biaya itu masih tertutupi dari kas kami saat ini. Jadi tidak perlu ada pinjaman dari bank,” tambah Ardjuna.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
JAS Berencana Ekspansi Ke 10 Bandara
JAKARTA. PAT Jasa Angkasa Semesta (JAS) berencana menambah pelayanan jasa penerbangan alias ground handling service (GHS) baru di 10 bandar udara yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, perusahaan yang didelesting Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 Desember 2010 tersebut baru menyediakan GHS di 11 bandar udara, seperti Jakarta, Jogjakarta, Medan dan Balikpapan.Sekretaris Perusahaan Jasa Angkasa Semesta Ardjuna Sitorus menjelaskan, besarnya peluang usaha jasa penerbangan di Indonesia dengan jumlah bandara mencapai 150 bandara menjadi alasan utama aksi korporasi ini. Apalagi, peningkatan jumlah penerbangan belakangan ini mengharuskan setiap maskapai mengikuti standar pelayanan jasa yang memiliki peralatan lengkap. Maklum, beberapa bandar udara yang masih mengandalkan GHS lokal masih jauh dari standar nasional.“Itu target dalam lima tahun ke depan,” timpal Patria Bayuaji, General Manager JAS, Selasa (8/6). Artinya, setiap tahunnya, Jas akan menambah layanan jasa penerbangan di dua bandara. Setiap penyediaan jasa penerbangan di tiap bandara menghabiskan dana sekitar Rp 10 miliar. Dus, JAS harus mengantongi dana sekitar Rp 100 miliar untuk merealisasikan rencana ini. “Biaya itu masih tertutupi dari kas kami saat ini. Jadi tidak perlu ada pinjaman dari bank,” tambah Ardjuna.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News