Jasa Angkasa remajakan armada biar terbang tinggi



BANDUNG. PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) bermaksud meremajakan aneka peralatan jasa penunjang angkutan udara atawa ground handling services. Perusahaan yang kini mengusung merek bisnis CAS Destination itu, menyiapkan dana Rp 300 miliar.

Sumber dana peremajaan peralatan berasal dari kantong pribadi JAS. Perusahaan ini menjadwalkan, peralatan anyar yang diimpor dari Jerman, Prancis dan China tersebut, sudah bisa dipakai mulai Januari 2017.

Martha Lory F., Corporate Communications PT Jasa Angkasa Semesta, menjelaskan kepada KONTAN, Minggu (9/10), peralatan yang dibeli adalah high loader dengan variasi kapasitas angkut dalam ton, baggage towing tractor (BTT) untuk menarik bagasi dan cargo towing tractor untuk menarik barang kargo.


Ada pula forklift, reach truck, pushback tractor, passenger steps non motorized serta tow bar untuk menarik pesawat mundur. Peremajaan peralatan tersebut merupakan ikhtiar JAS memenuhi dua maksud sekaligus.

Pertama, entitas anak PT Cardig Aero Services Tbk tersebut tidak mau kena semprit Kementerian Perhubungan (Kemhub). Mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan 91/2016 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan No 174/2015, pemerintah membagi batas usia peralatan dalam dua kategori, yaitu tujuh tahun dan 10 tahun.

Kedua, JAS ingin performa perusahaan tersebut semakin meningkat setelah semua peralatan lawas berganti dengan peralatan baru. Sebagai perusahaan jasa, memberikan kepuasan pelayanan kepada pelanggan adalah strategi bersaing.

"JAS melakukan pembaruan peralatan penunjang ini guna menjaga reputasi. Apalagi saat ini persaingan semakin ketat, terutama dari sejumlah perusahaan sejenis," beber Adji Gunawan, Chief Executuve Officer PT Jasa Angkasa Semesta di Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/10).

Asal tahu saja, saat ini JAS melayani lebih dari 35 pelanggan maskapai penerbangan internasional maupun domestik. Perusahaan tersebut juga melayani 150 agen kargo dan 30 perusahaan pelanggan airport special assistance (ASA).

Menjaga mitra

Namun ratusan pelanggan tersebut rupanya tak menjamin kinerja JAS pasti mulus. Perusahaan tersebut mengaku, bisnis ground handling tahun ini masih lesu. Perusahaan menuding, pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang tak diimbangi dengan peningkatan ekspor, sebagai biang kerok.

Alhasil, volume pengiriman barang kargo JAS per September 2016 turun sekitar 5%. Hanya saja, JAS tak menyebutkan jumlah maupun nilai pencapaian itu. Namun begitu, JAS optimistis tetap bisa memenuhi target sepanjang tahun ini, yakni mengangkut 250.000 ton kargo.

Lagi pula, fokus utama JAS tahun ini tak cuma mengejar nilai pendapatan. "Fokus perusahaan saat ini bukan hanya mengejar budget 2016 tapi kelanggengan berpartner bersama Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II melalui kepatuhan terhadap seluruh regulasi dan peningkatan layanan publik," kata Martha.

Paling tidak ke depan, JAS juga melihat potensi menjanjikan dari efek amnesti pajak. Perusahaan itu memperkirakan, amnesti pajak bisa berdampak positif bagi rupiah sehingga bisa menggairahkan bisnis kargo.

Informasi saja, jaringan JAS tersebar di 12 bandar udara (bandara) tanah air. Meliputi bandara Kualanamu Medan, Hang Nadim Batam, Soekarno Hatta Banten, Halim Perdanakusuma Jakarta, Adi Sutjipto Yogyakarta dan Juanda Surabaya.

Bandara lain adalah Ngurah Rai Bali, Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan, Lombok Praya Lombok, Hasanudin Makasar, Sam Ratulangi Manado dan Mozes Kilangin Timika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie