Jasa Armada (IPCM) Bidik Pertumbuhan Pendapatan 5% pada Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) optimis melanjutkan pertumbuhan kinerjanya di 2023. Hingga akhir tahun, operator pelabuhan ini menargetkan pendapatan tumbuh 5%.

Direktur Utama IPCM Shanti Puruhita mengatakan, tahun ini perseroan juga lebih siap menghadapi sentimen eksternal, contohnya perang Rusia dan Ukraina yang masih akan berlanjut. Maklum, akibat perang tersebut mempengaruhi tingginya biaya bahan bakar.

"Karena 40% biaya kami adalah BBM, dan kenaikannya 2 kali lipat dari angka yang kami prediksikan di tahun 2022," ujarnya beberapa waktu lalu.


Untuk itu, pihaknya melakukan ekspansi area bisnis untuk memperluas pasar dan melakukan segala hal terkait efisiensi pelaksanaan operasional untuk menyeimbangkan biaya tersebut. Adapun IPCM telah ekspansi di Meulaboh, Nipah, dan Halmahera.

Baca Juga: Transkon Jaya (TRJA) Bukukan Pendapatan Rp 483 Miliar pada Tahun Lalu

Shanti mengatakan, tahun ini perseroan juga masih akan fokus perluasan pasar di Indonesia Timur memanfaatkan momentum booming nikel yang bisa dielaborasi lebih jauh. Sayangnya, ia belum bisa membeberkan lebih jauh terkait rencana pengembangan di sana lantara bersifat bisnis ke bisnis.

Selain perluasan pasar, IPCM juga masih akan menambah armada. Nah, untuk memuluskan rencana tersebut perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 124,5 miliar.

"Anggaran belanja modal salah satunya, penambahan investasi untuk armada," Direktur Keuangan IPCM Reini Delfianti.

Sebelumnya, Kementerian BUMN menargetkan pendapatan IPCM bertumbuh 3%-5% tahun ini. Shanti menilai, dengan berbagai strategi yang disiapkan pihaknya optimis, minimal bisa menyamai target, bahkan melampauinya.

Tahun lalu, IPCM mencetak pendapatan sebesar Rp 980 miliar atau tumbuh 19,5% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 820 miliar. Adapun laba bersih IPCM juga meningkat 10% menjadi Rp 150,6 miliar dari sebelumnya Rp 136,6 miliar.

IPCM juga sudah mulai ancang-ancang bersiap ekspansi ke luar Negeri. Shanti mengungkapkan, perseroan memiliki rencana jangka panjang untuk meraih pasar-pasar baru di luar negeri.

Baca Juga: Blue Bird (BIRD) Siapkan Capex hingga Rp 2 Triliun, Untuk Apa Saja?

Ancang-ancang itu dengan penempatan dua kapal di Nipah, Selat Malaka sebagai bagian paling depan dari Indonesia.

"Kami berusaha head-to-head dengan teman-teman di luar dengan memasuki peraian Nipah. Di sana, kami head-to-head dengan Singapura dan Malaysia," ungkapnya.

Dirinya optimis pihaknya mampu bersaing, apalagi disebutnya akan ada aturan terbaru yang akan keluar. Shanti menyebutkan, aturan tersebut akan mengatur kapal tanker untuk tidak boleh menepi di dalam area pelabuhan Singapura dan harus berada di luar.

"Dengan begitu, bisa menjadi potensi bisnis bagi kami," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi