Jasa Kurir dan logistik belum terdampak perang dagang AS-Cina



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina masih memanas. Baru-baru ini, Amerika Serikat (AS) berencana menerapkan tarif impor barang asal Cina hingga US$ 34 miliar mulai Jumat pekan ini.

Kendati demikian, untuk saat ini dampaknya terhadap bisnis jasa pengiriman masih sangat minim. Tetapi tentu saja bila perang dagang tersebut berimbas pada perekonomian Indonesia maka dampak terhadap bisnis jasa pengiriman akan terhambat.

Direkur Utama PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Mohamad Feriadi mengatakan bisnis jasa pengiriman perusahaan masih didominasi dari transaksi domestik. "Karenanya saat ini mungkin pengaruhnya kecil," katanya saat dihubungi Kontan.co.id pada Selasa (3/7).


Tapi bagi Feriadi, jika perang dagang tersebut sampai membuat perekonomian di Indonesia lesu, maka hal itulah yang perlu diantisipasi. Sebab, baginya jika perekonomian dalam negeri berlangsung baik, hal itu juga yang bisa mendorong bisnis jasa pengiriman. "Indonesia berpotensi bagi luar negeri karena faktor geografi dan penduduknya," tambah Feriadi.

Selain itu, Feriadi berharap komposisi bisnis bisa semakin variatif dengan meningkatnya pengiriman internasional. Jika perang dagang menyebabkan perekonomian di Indonesia turun, pengiriman internasional tentu saja berdampak. "Kan kita juga berharap pengiriman internasional tumbuh, bukan hanya yang ekspor tapi juga impor," ujar Feriadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .