JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) ingin mencaplok sekitar dua proyek jalan tol yang pembangunannya mangkrak gara-gara terhambat pembebasan lahan. Salah satunya adalah ruas tol Cikarang-Tanjung Priok milik PT Jakarta Lingkar Barat Satu (JLBS). Frans Sunito, Presiden Direktur Jasa Marga mengatakan, perusahaannya memilih proyek ini karena sekarang sudah menguasai bagian barat proyek tol tersebut. Ruas Cikarang-Tanjung Priok hanyalah satu bagian ekspansi JSMR di Jakarta, dan sekitarnya. Menurut hitungan Frans, ada sekitar enam izin proyek jalan tol yang berpotensi dicabut oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) karena tidak kunjung dibangun oleh kontraktornya. "Kami berminat mengambil alih proyek itu, tapi yang di sekitar Jakarta,” katanya kepada KONTAN, dua hari lalu.Nah, untuk merealisasikan rencana akuisisi tersebut, JMSR siap merogoh kocek hingga Rp 7 triliun. Sebesar Rp 2,6 triliun dari bujet itu akan berasal dari hasil penawaran saham perdana ke publik (IPO) pada tahun 2007. Sisanya, berasal dari kas internal dan pinjaman bank.Di luar dana akuisisi, manajemen JSMR menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 3,1 triliun pada tahun depan. Sebagian duit itu untuk membiayai pembangunan proyek jalan tol baru. Sekretaris Perusahaan JSMR Okke Merlina mengatakan, beberapa proyek yang masuk tahap konstruksi tahun 2010 adalah ruas tol Gempol-Pasuruan, JORR 2 Kunciran-Serpong, dan JORR W2 Utara.Hingga akhir 2009, JSMR memperkirakan, pendapatan mencapai Rp 3,69 triliun, dengan margin laba operasi 41,2%. Tahun lalu, JSMR meraup pendapatan Rp 3,35 triliun dengan margin laba operasi 40,9%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Jasa Marga Akan Akuisisi Tol Rp 7 Triliun
JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) ingin mencaplok sekitar dua proyek jalan tol yang pembangunannya mangkrak gara-gara terhambat pembebasan lahan. Salah satunya adalah ruas tol Cikarang-Tanjung Priok milik PT Jakarta Lingkar Barat Satu (JLBS). Frans Sunito, Presiden Direktur Jasa Marga mengatakan, perusahaannya memilih proyek ini karena sekarang sudah menguasai bagian barat proyek tol tersebut. Ruas Cikarang-Tanjung Priok hanyalah satu bagian ekspansi JSMR di Jakarta, dan sekitarnya. Menurut hitungan Frans, ada sekitar enam izin proyek jalan tol yang berpotensi dicabut oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) karena tidak kunjung dibangun oleh kontraktornya. "Kami berminat mengambil alih proyek itu, tapi yang di sekitar Jakarta,” katanya kepada KONTAN, dua hari lalu.Nah, untuk merealisasikan rencana akuisisi tersebut, JMSR siap merogoh kocek hingga Rp 7 triliun. Sebesar Rp 2,6 triliun dari bujet itu akan berasal dari hasil penawaran saham perdana ke publik (IPO) pada tahun 2007. Sisanya, berasal dari kas internal dan pinjaman bank.Di luar dana akuisisi, manajemen JSMR menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 3,1 triliun pada tahun depan. Sebagian duit itu untuk membiayai pembangunan proyek jalan tol baru. Sekretaris Perusahaan JSMR Okke Merlina mengatakan, beberapa proyek yang masuk tahap konstruksi tahun 2010 adalah ruas tol Gempol-Pasuruan, JORR 2 Kunciran-Serpong, dan JORR W2 Utara.Hingga akhir 2009, JSMR memperkirakan, pendapatan mencapai Rp 3,69 triliun, dengan margin laba operasi 41,2%. Tahun lalu, JSMR meraup pendapatan Rp 3,35 triliun dengan margin laba operasi 40,9%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News