JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk membantah kabar adanya mafia pembobol uang hasil pengumpulan tol dengan kerugian mencapai puluhan miliar rupiah. "Tidak ada mafia pembobol uang tol di Jasa Marga karena kami memiliki sistem kontrol yang ketat dan berlapis," kata AVP Corporate Communication PT Jasa Marga Tbk, Wasta Gunadi, Kamis (15/10). Penegasan tersebut terkait dengan pemberitaan oleh sebuah harian terbitan Jakarta (12/10) yang menyebut pengumpulan uang tol Jasa Marga dibobol puluhan miliar rupiah oleh mafia, sehingga menyebabkan kinerja perseroan menurun.
Menurut Wasta, perseroan punya mekanisme pengawasan terbuka dan tertutup dalam sistem pengumpulan tol sehingga bila ada hal yang mencurigakan, selalu ada tim yang turun ke lapangan untuk melakukan cek ulang dan silang. "Setiap tiga bulan kami rapat, khususnya bagian internal audit bila ada kecurigaan penurunan pemasukan di ruas tol tertentu," katanya. Wasta menyebut, tim yang diturunkan melakukan pengecekan volume lalu lintas transaksi pada ruas tol yang diduga mengalami penurunan pemasukan dari kondisi rata-rata harian, mingguan hingga bulanan. Dengan sistem pengawasan yang berlapis tersebut, Wasta menyatakan bahwa sistem tersebut dapat mendeteksi jika terjadi upaya-upaya pembobolan uang di tol. Dia memberikan contoh, sistem tersebut bisa mendeteksi beberapa kejadian seperti misalnya di Cabang Purbaleunyi beberapa tahun lalu dan prosesnya sudah tuntas. "Artinya, sistem pengawasan telah berjalan dan sudah ada proses hukum terhadap mereka yang terlibat. Kami juga siap memberikan klarifikasi kepada siapa pun mengenai masalah ini. Kami terbuka," katanya. Wasta juga menegaskan bahwa sistem pengawasan pengumpulan tol di Jasa Marga sangat ketat dan dapat dibuktikan bahwa pendapatan tol dan volume lalu lintas transaksi terus meningkat. Ia memberikan contoh, misalnya pendapatan tol semester I 2015 sebesar Rp 3,41 triliun meningkat 7,4% dari periode yang sama 2014 sebesar Rp 3,17 triliun. Hal itu didukung oleh peningkatan volume lalu lintas transaksi sebesar 4,3% atau sebanyak 666,7 juta kendaraan pada semester I tahun 2015 dibandingkan dengan periode yang sama 2014 sebesar 639,3 juta kendaraan.
"Khususnya mengenai penurunan laba bersih, hal ini merupakan konsekuensi dari ekspansi pembangunan jalan tol baru yang dilakukan Jasa Marga karena hal itu meningkatkan beban usaha serta beban bunga sehingga memberi tekanan kepada laba bersih," tambah Wasta. Pertimbangkan Somasi Pada bagian lain, Wasta menyampaikan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan upaya hukum berupa somasi kepada salah satu harian terbitan Jakarta yang memberitakan dugaan pembobolan pengumpulan uang tol perseroan. "Berita itu sangat tendensius dan tanpa konfirmasi dari kami sehingga kami anggap ada dugaan pelanggaran hukum di sini karena penyajian beritanya tidak berimbang. Pesan komisaris juga meminta kami mengumpulkan data-data terkait," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri