Jasa Marga dapat pinjaman bank Rp 4,9 Triliun



JAKARTA. Porsi utang PT Jasa Marga Tbk (JSMR) tahun ini bisa membengkak. Pasalnya, Jasa Marga menambah porsi pinjaman. Dana tersebut, nantinya, akan digunakan menyelesaikan sejumlah ruas tol.

Perusahaan pelat merah yang bergerak di jalan tol ini akan menarik pinjaman perbankan senilai Rp 4,9 triliun. Dana tersebut akan masuk dalam anggaran belanja modal dengan total nilai Rp 7 triliun di tahun 2013.

Akibatnya, "Kami memperkirakan debt to equity ratio (DER) akan naik dari 1,9 kali menjadi 2,06 kali," kata Reynaldi Hermansjah, Direktur Keuangan JSMR, pekan lalu.


Reynaldi mengaku, dampak dari bertambahnya jumlah utang bisa membuat beban bunga perseroan ini meningkat. Dan, pastinya, ini akan mempengaruhi laba bersih Jasa Marga.

Selain utang bank, JSMR juga menyiapkan alternatif menerbitkan obligasi. Manajemen Jasa Marga berharap bisa meringankan beban bunga dengan obligasi baru. "Kami harap, kami bisa dapat bunga yang lebih murah dari obligasi baru ini," tutur dia.

Rencananya, Jasa Marga menerbitkan obligasi baru untuk membayar surat utang yang jatuh tempo pada Oktober 2013. Total nilai obligasi tersebut sebanyak Rp 1,77 triliun. Adapun bunga obligasi rata-rata sebesar 12% per tahun. Reynaldi berharap, bunga obligasi baru akan satu digit.

Sementara itu, nilai penerbitan obligasi baru maksimal sebesar Rp 2 triliun. Reynaldi memberi indikasi, akan menambah penerbitan obligasi. Syaratnya, kondisi pasar modal bagus, obligasi baru memberi bunga rendah, dan keperluan untuk konstruksi bertambah.

Kinerja terangkat

Meski demikian, Reynaldi yakin, cara pendanaan dengan pinjaman tak akan membebani Jasa Marga. Sebab, tahun ini adalah tahun konstruksi. Dus, ia yakin, hasil dari ekspansi tersebut mampu menghasilkan kinerja yang lebih besar.

Dana pinjaman ini akan digunakan menyelesaikan sejumlah ruas tol, sehingga bisa mulai beroperasi di tahun ini.

Beberapa ruas tol itu di antaranya: Nusa Dua-Ngurah Rai-Tanjung Benoa, Semarang-Solo, ruas Kebon Jeruk-Ciledug (tol JORR W2 Utara), dan ruas Semarang-Solo. Selain itu ada Gempol-Pandaan, dan Surabaya-Mojokerto seksi IV (Krian-Mojokerto).

JSMR memprediksi, pendapatan mereka tahun ini Rp 6,5 triliun. Angka itu naik dari proyeksi pendapatan JSMR per akhir 2012 yang sebesar Rp 4,9 triliun.Peningkatan kinerja tersebut berasal dari kenaikan tarif di sembilan ruas jalan tol sebesar 10% di 2013. Apalagi di tahun ini JSMR juga mulai mengoperasikan lima ruas tol baru.

Analis Bahana Securities, Natalia Sutanto, yakin, kinerja JSMR tidak akan terganggu dengan adanya utang baru. Dia menilai, beroperasinya jalan tol baru akan meningkatkan pendapatan mereka 22% menjadi Rp 6,9 triliun di tahun ini. Dus, ia masih merekomendasi beli saham JSMR dengan target Rp 7.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana