Jasa Marga fokus menjaga EBITDA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terus menggenjot proyek pembangunan jalan tol di 2018, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mengaku lebih fokus mengejar EBITDA ketimbang laba. Meskipun begitu, emiten itu tetap optimistis target JSMR masih bisa dicapai tahun ini.

"Enggak ada revisi," kata Sekretaris Perusahaan JSMR Agus Setiawan kepada Kontan.co.id, Minggu (9/9).

Sebagai informasi, tahun ini Jasa Marga tengah mendorong pembangunan empat ruas jalan tol di jalur Trans Jawa. Berdasarkan informasi terakhir, progres pembangunan jalan tol tersebut mencapai 60% atau 107,22 kilometer, dari total panjang ruas yang dikejar yakni 300 kilometer.


Agus menjelaskan, bagi perusahaan yang sedang melakukan ekspansi, kondisi laba pasti akan tertekan. Ini karena, keuangan perusahaan terbebani pembayaran bunga utang untuk ekspansi. "Sehingga kinerja akan lebih bisa diukur dari sisi EBITDA," ungkapnya.

Sebelumnya, Direktur Utama JSMR Desi Arriyani mengatakan sampai akhir tahun laba bersih diperkirakan belum akan tumbuh. Menurutnya, ketika Jasa Marga tengah melakukan ekspansi besar, beban biaya keuangan menjadi lebih berat. "Kami ini dalam masa ekspansi luar biasa besar, jadi kami harus rem dulu soal laba bersih, tapi yang penting EBITDA," jelas Desi pekan lalu.

Usai ekspansi, diharapkan pertumbuhan pendapatan dan laba JSMR akan membaik pada dua hingga tiga tahun ke depan.

Di sisi lain, Direktur Keuangan JSMR Donny Arsal mengatakan, perusahaan pelat merah mampu merampingkan belanja modal atau capex dari semula Rp 42,6 triliun menjadi Rp 29 triliun hingga akhir tahun.

Dengan rampingnya capex JSMR tahun ini, Donny mengatakan EBITDA perusahaan ikut mengalami penurunan. Ini karena, JSMR tidak lagi membukukan EBITDA anak usaha yang sudah dikonsolidasikan.

"Tapi lebih kepada penurunan utang jadi lebih ringan, debt to equity ratio (DER) juga lebih ringan, ini kami sedang hitung lagi. Semestinya tidak terlalu memberatkan, karena sebagian utangnya jadi enggak terkonsolidasi lagi ke kami," ujarnya.

Donny menjelaskan, EBITDA yang normal dari proyek existing adalah 5%, namun dengan adanya proyek baru EBITDA bisa tumbuh 15%. "Tapi saya enggak hafal angka persisnya, tahun lalu di kisaran Rp 5 triliun," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati