JAKARTA. PT Jasa Marga (Persero) (JSMR) menampik jika dianggap sebagai operator tol yang belum memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM). Ia mengklaim selama ini PT Jasa Marga selalu melakukan pemantauan terkait situasi jalan tol yang dia kelola. Hal itu diutarakan Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero), Frans S. Sunito lantaran Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sebelumnya sempat mengutarakan akan ada tiga ruas jalan tol yang kemungkinan belum akan bisa menaikkan tarif tol pada 28 September 2011, salah satunya tol milik Jasa Marga yaitu Palimanan-Kanci dan Surabaya-Gempol. Frans beranggapan adanya teguran dari BPJT terkait SPM yang dianggap masih kurang, karena sewaktu BPJT melakukan pemeriksaan tol, saat itu pula pihak Jasa Marga tengah kerjakan pelapisan jalan kembali, alhasil marka jalan pun hilang. "Itu bukan karena kita lalai. Memang marka jalan garis putus-putus itu hilang sementara karena harus menunggu beberapa hari lagi barulah dibuat lagi marka jalan itu," ujar Frans ketika dihubungi KONTAN, Minggu (11/9). Sebelumnya Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Achmad Gani menuturkan ruas tol Palimanan-Kanci banyak jalan berlubang dan Surabaya-Gempol tidak memenuhi SPM-nya di marka jalan, reflektor dan pagar.
Jasa Marga klaim penuhi standard pelayanan minimum
JAKARTA. PT Jasa Marga (Persero) (JSMR) menampik jika dianggap sebagai operator tol yang belum memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM). Ia mengklaim selama ini PT Jasa Marga selalu melakukan pemantauan terkait situasi jalan tol yang dia kelola. Hal itu diutarakan Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero), Frans S. Sunito lantaran Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sebelumnya sempat mengutarakan akan ada tiga ruas jalan tol yang kemungkinan belum akan bisa menaikkan tarif tol pada 28 September 2011, salah satunya tol milik Jasa Marga yaitu Palimanan-Kanci dan Surabaya-Gempol. Frans beranggapan adanya teguran dari BPJT terkait SPM yang dianggap masih kurang, karena sewaktu BPJT melakukan pemeriksaan tol, saat itu pula pihak Jasa Marga tengah kerjakan pelapisan jalan kembali, alhasil marka jalan pun hilang. "Itu bukan karena kita lalai. Memang marka jalan garis putus-putus itu hilang sementara karena harus menunggu beberapa hari lagi barulah dibuat lagi marka jalan itu," ujar Frans ketika dihubungi KONTAN, Minggu (11/9). Sebelumnya Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Achmad Gani menuturkan ruas tol Palimanan-Kanci banyak jalan berlubang dan Surabaya-Gempol tidak memenuhi SPM-nya di marka jalan, reflektor dan pagar.