KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP)-PT Citra Persada Infrastruktur-PT Delameta Bilano-SkyToll a.s. (Slovakia), dikabarkan mundur dan tidak melakukan
submission dokumen lelang pengusahaan Transaksi Tol Non-tunai Nirsentuh atau Multilane Free Flow ( MLFF) berbasis Global Navigation Satellite System (GNSS). Hal tersebut dibenarkan Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur. Ia mengungkapkan, desain yang difinalkan dan dijadikan basis teknologi transaksi MLFF oleh Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur (DJPI) adalah GNSS. "Oleh karena itu Jasa Marga mundur, Karena persyaratan teknis teknologi yang digunakan dalam sistem MLFF adalah teknologi GNSS yang di JSMR baru tahap
research jadi belum
proven dan uji coba sehingga kalau dipaksakan ikut pasti akan gugur," jelas Subakti saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Kamis (19/11).
Dengan demikian, hingga saat ini tinggal tersisa dua peserta lelang pengusahaan Transaksi Tol Non-tunai Nirsentuh atau MLFF berbasis GNSS. Mereka adalah Konsorsium PT Nusantara Telematics System-PJSC Mostotrest (Rusia)-Service Telematics LLC (Rusia)-Soft Telematics LLC (Rusia) dan Roatex Ltd Zrt asal Hongaria.
Baca Juga: Lonjakan tarif tol Jakarta-Cikampek diklaim tak membebani angkutan umum Sementara saat ini tengah dilakukan evaluasi dokumen penawaran sampul I dan sampul II selama periode November hingga 16 Desember 2020. Pemberian kesempatan kepada pemrakarsa, dalam hal ini Roatex Ltd Zrt, untuk menyamakan penawaran akan digelar selama lima hari yang dimulai tanggal 17 Desember hingga 23 Desember 2020. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit memastikan sistem transaksi MLFF ini beroperasi mulai 2021 secara bertahap. "Pemenang tender rencananya akan diumumkan pada 5 Januari 2021. Periode sanggahan terhadap hasil pelelangan dilaksanakan pada 6-12 Januari 2021 atau enam hari. Selanjutnya akan diterbitkan surat keputusan pemenang lelang pada 15 Januari 2021 jika tidak ada sanggahan dari para peserta lelang," kata dia. Sistem transaksi MLFF berbasis GNSS memungkinkan pengendara yang masuk ke jalan tol tidak perlu lagi antre bayar tarif tol melalui
tapping uang elektronik. GNSS memakai alat yang dipasang di dalam mobil. Ketika kendaraan berada di gardu jalan tol, alat itu akan terbaca melalui sistem di satelit. Penggunaan teknologi seperti ini banyak diterapkan di negara Eropa Timur. Adapun nilai proyek yang ditenderkan ini mencapai Rp 2,92 triliun untuk trase sepanjang 1.713 kilometer.
Baca Juga: PUPR siap lelang 9 ruas jalan tol, ini daftarnya Seperti diketahui sebelumnya, Kementerian PUPR telah menunjuk Roatex Ltd Zrt sebuah perusahaan asing yang berasal dari negara Hungaria sebagai pemrakarsa proyek Electronic Toll Collection (ETC). Roatex memiliki Hak Menyamakan Penawaran (
right to match) proses pra-kualifikasi yang dilaksanakan sepenuhnya secara elektronik (daring).
Roatex Ltd Zrt sebagai pemrakarsa proyek ETC menawarkan teknologi global Navigation Satellite System atau GNSS. Teknologi ini membuat alat pembaca tidak perlu ada di setiap tempat karena memakai satelit, berbeda dengan Radio Frequency Identification atau RFID. Danang menambahkan, Hungaria merupakan negara yang saat ini sudah menggunakan GNSS untuk transaksi tol untuk kendaraan barang dan sistemnya telah terintegrasi dengan beberapa negara Eropa lainnya. Menurutnya, proses prakualifikasi dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan dan pengalaman perusahaan, bukan hanya semata sebagai pemrakarsa. "Project MLFF ini merupakan sesuatu yang baru di Indonesia, sehingga kami mencari peserta yang memiliki pengalaman di bidang yang sama," ujar Danang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari